Pertemuan dengan Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo, di Al-Azhar Convention Center, Kairo, Mesir, 18 Desember 20
Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Pertemuan dengan Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo, di Al-Azhar Convention Center, Kairo, Mesir, Rabu, 18 Desember 2024
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Wakil Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Mohammed Abdel Rahman Ad Duweiny;
Rektor Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Dawud, serta seluruh pengajar, seluruh civitas akademika dari Al-Azhar yang hadir;
Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Dr. Lutfi Rauf;
Duta Besar Mesir untuk Republik Indonesia Yang Mulia Yasser Elshemy;
Ketua Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Mesir, Saudara Razif Alif-Al Faiz, dan terutama yang saya banggakan dan yang saya cintai para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir yang hadir pada siang hari ini.
Saudara-saudara sekalian,
Sungguh berbahagia saya dapat berjumpa dengan para mahasiswa dan mahasiswi yang sekarang sedang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar ini, suatu universitas yang sangat-sangat bersejarah, sangat terkenal.
Saudara-saudara, sudah ribuan alumni Al-Azhar dari Indonesia, sudah banyak ulama dan pemimpin Islam di Indonesia pernah belajar di sini, di antaranya yang paling terkenal: Presiden Republik Indonesia yang ke-4, KH. Abdurrahman Wahid yang kita kenal sebagai Gus Dur; Menteri Agama Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII, Prof. Dr. Quraish Shihab; tokoh besar Nahdlatul Ulama yang pernah juga menjadi Rais’ Aam KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus); dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pada tahun 1999-2001, Prof. Dr. Alwi Shihab. Dan saya kira masih banyak lagi tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin kita, pemimpin Indonesia dari berbagai kalangan, dari berbagai organisasi yang adalah lulusan Al-Azhar.
Saya hadir di Mesir ini untuk dua acara penting, yaitu hari ini saya melaksanakan kunjungan kenegaraan kepada Republik Arab Mesir, diterima dengan sangat terhormat tadi di istana presiden, di Kairo. Dan di sana melaksanakan pembicaraan cukup mendalam, cukup intensif, saya dan Presiden El-Sisi, kemudian menteri-menteri beliau dan delegasi saya.
Kita telah menyepakati beberapa hal-hal penting yang intinya adalah kita ingin meningkatkan dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Mesir yang pernah sangat dekat dulu, karena Mesir memiliki tempat yang khusus di hati kita, tempat yang bersejarah, yaitu Mesir merupakan negara yang pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Tanpa ragu-ragu, tanpa berpikir, begitu kita memproklamasikan kemerdekaan kita, Mesir negara yang pertama yang mengakui negara kita dan akhirnya beberapa negara lain yang ikut mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Kemudian dalam perjalanan, pemimpin Mesir waktu itu, Presiden Gamal Abdel Nasser dan pemimpin Indonesia Presiden Soekarno menjadi sangat dekat karena sama-sama menjadi pelopor dibangunnya Gerakan Nonblok/Non-Aligned Movement yang ingin mempersatukan negara-negara berkembang, tidak mau ikut blok manapun. Tidak mau ikut blok barat, tidak mau ikut blok timur, berada di tengah, menghormati semua negara, semua bangsa, semua ras, itulah pendirian pemimpin-pemimpin kita waktu itu.
Dan itulah tradisi yang hendak kita teruskan, tradisi bangsa Indonesia. Dan itulah juga yang saya canangkan bahwa saya akan meneruskan dan mempertahankan sikap ini, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menghormati semua bangsa-bangsa di dunia, menghormati semua negara-negara, tidak mau terlibat di dalam permusuhan dengan siapapun, tidak mau terlibat dalam pakta-pakta militer, selalu menganjurkan jalan damai, selalu menganjurkan musyawarah, selalu menganjurkan jalan tengah, selalu menganjurkan kolaborasi, kerja sama, bukan konflik. Itu sikap yang saya canangkan dan itu yang saya jalankan, tidak hanya dalam politik luar negeri, tapi juga dalam politik dalam negeri yang saya jalankan.
Selama ini saya menyampaikan bahwa di abad ke-21 ini dunia semakin kecil, teknologi semakin canggih. Teknologi sekarang begitu canggih dapat memberi banyak kemudahan kepada manusia, tapi pada saat yang sama teknologi dapat juga dengan mudah menghancurkan manusia. Ini yang kita lihat sekarang.
Saudara-saudara sekalian, para mahasiswa-mahasiswi,
Tentunya selalu saya menyampaikan hal ini, karena Saudara-saudara adalah bagian dari masa depan bangsa Indonesia. Kalian adalah anak-anak kita yang akan meneruskan perjalanan bangsa, bangsa kita, bangsa Indonesia. Karena itu, sangat penting, Saudara-saudara belajar dengan baik, belajar dengan tekun, belajar dengan benar. Dan saya berterima kasih, saya bersyukur, Saudara-saudara memilih belajar di Universitas Al-Azhar, universitas yang sangat bersejarah, universitas Islam yang mengajarkan pelajaran Islam yang damai, pelajaran Islam yang sejuk, pelajaran Islam yang moderat, pelajaran Islam yang tidak mengajarkan kebencian, pelajaran Islam yang tidak mengajarkan saling mencari kesalahan tapi saling mencari titik-titik temu.
Marilah kita bekerja sama satu dengan yang lain, bekerja sama dengan semua bangsa, bekerja sama dengan semua agama lain, bekerja sama dengan semua suku, semua ras, karena kita memiliki cita-cita dan kepentingan yang sama. Kita ingin mencari hidup yang baik di dunia ini. Hidup yang baik di dunia ini artinya hidup yang lepas dari ketakutan, lepas dari ancaman. Kita harus menjaga kondisi keadaan perdamaian karena yang paling utama kita harus menjaga keamanan dan keselamatan seluruh umat, keselamatan kita sendiri, keselamatan keluarga kita, keselamatan masyarakat kita. Hanya dengan itu, kita bisa meraih apa yang menjadi cita-cita setiap manusia, yaitu hidup dengan aman, hidup dengan baik, hidup menjalankan kebaikan menurut ajaran agama kita masing-masing.
Ini sangat penting Saudara-saudara. Saudara sebagai anak-anak muda harapan kita semua. Kalau Al-Azhar pernah melahirkan seorang presiden, siapa tahu di antara yang duduk di depan saya suatu saat bisa juga menjadi Presiden Republik Indonesia yang akan datang. Tapi belajarlah dari contoh pemimpin-pemimpin itu. Gus Dur saya kenal, saya kenal dekat Gus Dur. Gus Dur pemimpin muslim, Ketua Umum Nahdlatul Ulama, datang dari keluarga syekh besar kita, keluarga Tebu Ireng. Tapi beliau pemikirannya sangat luas, beliau jiwanya sangat baik, beliau merangkul semua, beliau menjadi tokoh, saya kira, tokoh muslim yang sangat terkenal sebagai tokoh inklusivisme, tokoh yang melindungi semua minoritas. Beliau pemimpin muslim yang sangat dicintai oleh minoritas-minoritas lain.
Saya ingat salah satu langkah-langkah beliau waktu ada ancaman terorisme, ada gereja-gereja yang mau dibom. Beliau memerintahkan anak buah beliau dari Ansor, dari Banser untuk menjaga semua gereja, menjaga semua vihara, menjaga semua pura, menjaga semua kuil. Ini sesuatu yang membesarkan hati, ini yang membanggakan kita. Mungkin jarang di dunia ada pemuda-pemudi muslim pada saat hari natal, pada saat tahun baru, pada saat hari-hari besar minoritas, berdiri di depan tempat ibadahnya agama lain, menjaga supaya umat agama lain beribadah dengan tenang di tempatnya mereka-mereka, muslim-muslim, pemuda muslim yang menjaga di luar. Ini leadership-nya Gus Dur. Ini contoh yang luar biasa.
Dan itu pun pernah saya tiru. Sewaktu –memang Gus Dur sudah tidak ada– saya memimpin partai saya, waktu itu ada lagi ancaman-ancaman bom kepada gereja, saya juga perintahkan pemuda-pemuda pengikut saya di Partai Gerindra untuk menjaga di kota masing-masing. Semua tempat ibadah agama lain kita yang jaga, mereka yang beribadah. Ini contoh dan itulah kenapa Gus Dur ini sangat dihormati. Walaupun beliau menjabatnya sebentar, tapi beliau masih sampai sekarang dihormati dan beliau akhirnya sekarang diusulkan menjadi pahlawan nasional bangsa Indonesia.
Saudara-saudara sekalian,
Ini saya kira salah satu contoh alumni Al-Azhar, yang sempat jadi pemimpin tingkat nasional di Indonesia, akhirnya menjadi Presiden Republik Indonesia dan memberi kepemimpinan, kenegarawanan, leadership yang patut dicontoh, dan akhirnya juga dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Saya kebetulan kenal beliau baik dan alhamdulillah leadership yang beliau sampaikan menjadi pelajaran bagi kita sekalian.
Saudara-saudara sekalian,
Selain kunjungan kenegaraan ke Mesir, besok kita akan lakukan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara delapan negara yang disebut D8. D8 ini adalah The Developing Eight For Economic Cooperation, didirikan tahun ‘97 untuk meneruskan kerja sama ekonomi dan pembangunan antara delapan negara berkembang, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan. Ini kebetulan delapan negara muslim yang jumlah penduduknya besar. Mungkin semua negara ini jumlah penduduknya di atas 100 juta. Jadi Saudara-saudara, D8 ini dibentuk untuk melakukan kerja sama, kerja sama ekonomi.
Saudara-saudara, kalau D8 ini bergabung, ini pasar ini lebih dari satu miliar, satu miliar manusia. Ini tentunya kita harus mengakui, kita belum begitu puas, masih banyak yang harus ditingkatkan, banyak yang harus kita cari bentuk-bentuk kerja sama, dan untuk itulah besok kita akan bertemu lagi. Dan besok sesudah itu, tahun depan Ketua D8 beralih ke Republik Indonesia. Jadi mudah-mudahan, mudah-mudahan kita bisa berbuat yang baik.
Saudara-saudara sekalian,
Kita lihat keadaan dunia, keadaan kawasan saat ini penuh dengan ketegangan, penuh dengan konflik, penuh dengan bisa kita katakan peperangan. Kita prihatin dengan apa yang terjadi di kawasan ini, terhadap Saudara-saudara kita di Palestina. Tapi tidak hanya di Palestina, di tepi barat, tepi barat Palestina ya, di Gaza, tepi barat Palestina, di Lebanon, sekarang di Suriah, tapi juga di kawasan-kawasan lain, di Libya, di Sudan, di Yaman.
Saudara-saudara, marilah kita selalu waspada bahwa kalau kita tidak rukun dan tidak bersatu, kalau pemimpin-pemimpin kita tidak arif, tidak bijaksana, ujungnya adalah yang terjadi adalah perpecahan. Dan bila pecah, bila tidak ada persatuan dan kesatuan, yang ada adalah kelemahan. Dan kalau lemah, tidak dapat melindungi dan menjaga keselamatan rakyatnya. Saya kira ini pelajaran yang sangat penting bagi kita.
Saudara-saudara para mahasiswa-mahasiswi,
Belajarlah dengan tekun, belajarlah dengan baik, jadilah wakil-wakil Indonesia dengan baik, jangan memalukan kita, belajar dengan baik. Saya bersyukur, saya dapat laporan bahwa mahasiswa Indonesia termasuk mahasiswa asing yang paling sedikit bikin masalah di Al-Azhar dan di Mesir. Mudah-mudahan laporan ini benar adanya. Jangan hanya enggak enak sama Presiden Republik Indonesia, disampaikan laporan-laporan yang bagus. Tapi tadi Presiden El-Sisi juga mengatakan tiap kali lihat wajah orang Indonesia di Mesir, beliau selalu lihat wajah yang baik, wajah yang gembira. Mudah-mudahan itupun benar adanya, Saudara-saudara sekalian. Tapi kalau saya lihat wajah kalian ini ya kayaknya benar juga itu. Jadi terima kasih. Terima kasih.
Saudara-saudara, yang saya bisa sampaikan bahwa bangsa kita sekarang ini ingin mempercepat pembangunan ekonomi. Kita bersyukur ke hadirat Allah Yang Mahakuasa, Tuhan Mahabesar, yang begitu banyak memberi karunia kepada kita. Bangsa Indonesia harus bersyukur. Berkali-kali saya mengatakan, bangsa Indonesia harus bersyukur. Kita diberi karunia yang sangat luar biasa, kekayaan alam yang luar biasa. Saya sudah diberi angka-angka tersebut. Kita memiliki tambang-tambang strategis, mineral-mineral kritis, tanaman-tanaman yang sangat banyak ragamnya.
Sebentar lagi, kita tidak hanya swasembada pangan, tapi dalam beberapa tahun lagi, saya katakan Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Begitu besar karunia yang diberikan oleh Yang Mahakuasa. Lahan yang luas, yang subur, ketersediaan air yang cukup, juga tiga per empat wilayah negara kita adalah dari laut. Kita memiliki cadangan ikan kedua terbesar di dunia. Kita memiliki panjang pantai ketiga terpanjang di dunia. Artinya, kita bisa puluhan juta hektare tambak-tambak ikan, tambak udang, tambak lobster, tambak kepiting. Kita akan menjadi eksportir yang paling utama di bidang ikan dan protein untuk dunia, Saudara-saudara sekalian.
Saudara-saudara sekalian,
Semua karunia ini percuma kalau tidak bisa kita kelola dengan baik. Karena itu, saya bertekad, mandat yang diberi kepada saya oleh rakyat Indonesia, saya dipilih oleh rakyat Indonesia, saya disumpah di hadapan rakyat dan dihadapan Yang Mahakuasa, saya disumpah untuk menjaga, untuk menjaga Undang-Undang Dasar kita, menjalankan semua undang-undang. Karena itu, saya bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelola semua kekayaan kita untuk bisa dinikmati sebesar-besarnya oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan segelintir.
Saudara-saudara sekalian
Kita bangga GDP kita, produk domestik bruto kita tumbuh dengan pesat, tumbuh dengan pesat di tengah ketidakpastian dunia. Tetapi kita menyadari bahwa pertumbuhan itu belum merata. Bahkan sebagian rakyat kita masih berada dalam keadaan yang memprihatinkan, mereka masih bisa kita golongkan dalam keadaan yang miskin. Ini tekad saya, pemerintah saya, kami ingin berjuang sekeras mungkin untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia.
Dan untuk itu, dalam rangka menjaga kekayaan Indonesia tidak salah kelola, tidak bocor, tidak dicuri, mau tidak mau kita harus bertekad untuk memberantas korupsi dari bumi Indonesia. Memang banyak yang mengejek Prabowo Subianto, saya memang sudah biasa diejek, dari dulu saya diejek, dari dulu saya difitnah, sekarang pun mereka tidak percaya. Apa iya, apa iya kemiskinan bisa dikurangi, iya kan. Saya mau bikin program memberi makan untuk semua anak Indonesia pun diejek, pun ada yang tidak setuju, sampai sekarang. Ada profesor-profesor yang pintar-pintar kok enggak setuju. Heran saya. Profesor pintar atau bodoh, saya enggak tahu itu? Mungkin pintar otaknya, tapi hatinya, hatinya tidak bisa merasakan kalau anak-anak itu, kalau anak lapar ke sekolah itu bagaimana caranya, dia tidak bisa merasakan. Itu Saudara-saudara, saya tidak ragu-ragu, enggak apa-apa saya diejek, saya yakin saya berada di atas jalan yang benar, saya yakin rakyat Indonesia mendukung saya, saya akan teruskan, saya akan teruskan program ini. Dan mereka yang masih meragukan, dua bulan saya memimpin, masih mereka bertanya-tanya, saya sampaikan, sabar sedikit saya baru menjabat dua bulan. Dua bulan, iya kan, Anda sudah hitung berapa koruptor yang sudah ditangkap?
Saudara-saudara sekalian,
Yang nyinyir sama saya, silakan kau duduk saja di sebelah situ, ya. Ini belum apa-apa, ini belum apa-apa. Nanti enam bulan lagi, nah baru Saudara boleh nilai pemerintah Prabowo Subianto. Saya merasa bahwa kalau sudah dipilih oleh rakyat, kalau sudah disumpah di hadapan Yang Mahakuasa, tidak perlu ragu-ragu, kita hanya setia kepada rakyat Indonesia dan kita hanya takut kepada Yang Mahakuasa di atas itu.
Saya dalam minggu-minggu ini, dalam bulan-bulan ini, saya dalam rangka memberi apa istilahnya tuh, memberi kesempatan, memberi kesempatan untuk tobat. Hai para koruptor atau yang merasa pernah mencuri dari rakyat, kalau kau kembalikan yang kau curi, ya mungkin kita maafkan. Tapi kembalikan dong. Nanti kita beri kesempatan cara mengembalikannya, bisa diam-diam supaya enggak ketahuan. Mengembalikan loh ya, tapi kembalikan.
Kemudian, hai kalian-kalian yang sudah terima fasilitas dari bangsa negara, bayarlah kewajibanmu ya. Asal kau bayar kewajibanmu, taat kepada hukum, sudah, kita menghadap masa depan, kita tidak ungkit-ungkit yang dulu. Tapi kalau kau bandel terus, apa boleh buat, kita akan menegakkan hukum. Dan bagi aparat-aparat harus milih setia kepada bangsa, negara, dan rakyat, atau setia kepada pihak lain. Kalau setia kepada bangsa, negara, dan rakyat, ayo! Kalau tidak, percayalah saya akan bersihkan aparat Republik Indonesia. Dan saya yakin dan percaya, rakyat Indonesia berada di belakang saya, Saudara-saudara sekalian.
Saya kira itu yang ingin saya sampaikan.
Anak-anakku, belajar yang baik, belajar yang tekun, buatlah yang terbaik untuk bangsa, rakyat, dan negaramu. Raih ilmu untuk bangsa, berbuat baik untuk rakyat. Itu pesan saya.
Terima kasih atas kesempatan ini, saya bisa tatap muka dengan Saudara-saudara, saya bisa bicara langsung kepada kalian. Tidak gampang sekolah di negara orang, jauh dari keluarga. Saya percaya Saudara tabah dan teguh, tegar menghadapi kesulitan-kesulitan. Selamat belajar, selamat berjuang.
Duta besar, atase pendidikan, pantaulah keadaan anak-anak kita yang punya kesulitan. Saudara-saudara, nanti saya akan minta laporan dari duta besar ya kondisi mereka dan bagaimana kita bisa lebih membantu mereka di sini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih.
Selamat belajar.
Sampai jumpa kembali.