Pertemuan Ke-20 APEC Ministers Responsible For Trade: Tindak Lanjut KTM WTO Ke-9
Oleh : Bambang Poerwono*)
Menteri Perdagangan pada 17-18 Mei telah menghadiri pertemuan ke-20 APEC Ministers Responsible for Trade (MRT), di Qingdao, RRT, dan melakukan pembicaraan dengan beberapa Menteri anggota OPEC untuk membahas hubungan ekonomi bilateral.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai kerjasama APEC yang pada tahun ini bertema Shaping the Future troug Asia-Pasific Partnership. Isu utama yang dibahas antara lain, yakni tindak lanjur KTM WTO ke-9 di Bali; Integrasi ekonomi regional APEC; Pembangunan, reformasi dan pertumbuhan yang inovatif; dan penguatan konektivitas dan pembangunan infrastruktur.
Dalam event tersebut, Indonesia menekankan bahwa tindak lanjut KTM ke-9 Bali seyogyanya tidak hanya ditekankan pada Perjanjian Fasilitasi Perdagangan, namun perlu menekankan kesepakatan Bali lainnya, seperti terkait isu pertanian, isu pembangunan, serta tindak lanjut kepentingan negara kurang berkembang.
Dalam sesi pertemuan yang juga dihadiri oleh Direktur Jendral WTO Roberto Azevedo itu, disepakati pula 6 (enam) parameter penyelesaian perundingan Putaran Pembangunan Doha (Doha Development Agenda), yaitu development centrally; doability; interconnectivity and balance; creativity and open mindedness; inclusiveness and transparancy; dan sense of urgency.
Dalam pertemuan tersebut, para menteri juga membahas sejumlah isu dalam upaya mendorong agenda interaksi ekonomi menuju Bogor Golas 2020 terkait gagasan Free Trade Area of the Asia-Pasific (FTAAP) dan Global Value Chains (GVCs).
Pada gagasan FTAAP, walaupun belum tercapai kesepakatan mengenai bentuk dan target waktu pembentukan FTTAP, para menteri diinstruksikan untuk mengkaji prospek jangka panjang pembentukan FTAAP. Sedangkan terkait gagasan GVCs sebagai fenomena perdagangan dunia, perlu disikapi Indonesia dengan meningkatkan kemampuan anggota APEC untuk lebih berperan dalam GVCs, selain meningkatkan upaya liberalisasi.
Para Menteri Perdagangan APEC juga membahas berbagai program kerja yang telah dimulai pada tahun 2013, antara lain yaitu reformasi struktural, pertumbuhan inovatif dan inklusif, Ocean-related economy, peranan UMKM, dan kerjasama konektivitas APEC.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menekankan pentingnya prakarsa yang diusulkannya mengenai Promoting Product which Contribute to Suistainable and Inclusive Growth trough Rural Development and Poverty Alleviation.
Di sela-sela pertemuan Ministers Responsile for Trade tersebut, Menteri Perdagangan juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Perdagangan negara sahabat, dan menyepakati beberapa hal, antara lain menumbuhkan produk unggulan antara Indonesia dengan Rusia, dan peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Australia, Hongkong, dan RRT.
*Staf Pada Asdep bidang Industri, UKM, Perdagangan dan Ketenagakerjaan Setkab