Pertumbuhannya 2,87 Persen, Presiden Jokowi Minta Gubernur/Wakil Gubernur Aceh Kerja Keras

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Juli 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 28.423 Kali
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas Program Prioritas di Provinsi Aceh, yang dihadiri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (11/7) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas Program Prioritas di Provinsi Aceh, yang dihadiri Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (11/7) siang. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang diberikan pengakuan dan penghormatan dari negara sebagai daerah istimewa dan sekaligus mendapatkan otonomi khusus.

Dengan status sebagai daerah istimewa dan otonomi khusus ini, Presiden berharap bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, bukan hanya bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Aceh, tapi juga bagi kemakmuran kita bersama sebagai bangsa, serta memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

“Saat ini berdasarkan data yang saya miliki, pertumbuhan ekonomi di Aceh pada kuartal pertama 2017 tercatat 2,87 persen. Masih dibawah pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01 persen,” ungkap Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di  Provinsi Aceh, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (11/7) siang.

Oleh sebab itu,  Presiden mengingatkan, bahwa Gubernur, Wakil Gubernur, dan seluruh jajaran pemerintah provinsi Aceh memiliki sebuah pekerjaan rumah yang besar, kerja keras, dan mengelola, serta memanfaatkan seluruh potensi dan seluruh keunggulan Aceh agar mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di Aceh, sekaligus memberikan kesejahteraan pada rakyat Aceh.

“Dengan modal kekayaan alam dan potensi yang dimiliki Aceh, saya yakin kita akan dapat membuat pembangunan antar daerah, antar wilayah di Aceh lebih tersebar secara merata, dan mampu menekan jumlah pengangguran terbuka di provinsi Aceh yang saat ini berada pada angka 7,39 persen,” tutur Presiden Jokowi.

Presiden meminta kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh agar lebih fokus untuk pengembangan sektor-sektor unggulan, serta sektor pertanian dan industri pengolahan.

Dalam pengembangan sektor-sektor unggulan, Presiden mengingatkan, agar jangan lupa melakukan integrasi antar sektor hilirisasi industri dan juga penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia).

Untuk menopang sektor unggulan, menurut Presiden Jokowi, pemerintah pusat akan mempercepat proyek-proyek infrastuktur di Aceh, mulai dari pembangunan beberapa bendungan, pembangunan pembangkit tenaga listrik, sampai dengan percepatan pembangunan infrastruktur untuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) di Lhokseumawe.

Namun Kepala Negara mengingatkan agar upaya-upaya pembangunan yang dilakukan di Aceh harus menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, nilai-nilai kearifan lokal, serta mampu mendorong partisipasi dan keterlibatan warga Aceh dalam memajukan daerahnya.

Tampak hadir dalam rapat terbatas itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B. Panjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Agraria/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menristekdikti M. Nasir, Menhub Budi K. Sumadi, Mendag Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menkominfo Rudiantara, Mensos Khofifah Indar Parawansyah, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Menkeu Mardiasmo, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, dan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah. (DNA/SM/JAY/ES)

 

 

Berita Terbaru