Program Baru Mulai Dilaksanakan, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Pelihara Rasa Optimisme
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, meski baru 6 (enam) bulan ia memimpin negara ini, sudah ada yang mempertanyakan hasil pemerintahannya. Namun Presiden Jokowi berharap masyarakat tetap memelihara rasa optimismenya bahwa ke depan bangsa ini akan lebih baik. Hanya saja, pemerintah memerlukan waktu untuk mewujudkan keinginan masyarakat.
Berbicara di hadapan insan pers nasional dalam acara Silaturahmi Pers Nasional, di TVRI, Jakarta, Senin (27/4) malam, Presiden Jokowi mengemukakan, pemerintah yang dipimpinnya baru bisa menggunakan anggaran itu setelah diketuk DPR-RI pada pertengahan Januari. Setelah itu, butuh waktu 2-3 bulan untuk melaksanakan proses administrasi, dan proses lelang.
Nah sekarang inilah waktunya sudah mulai pelaksanaan. Jadi kalau nanti ada yang bertanya lagi, Pak mana Kartu Indonesia Sehat (KIS), mau minta berapa? Ya, karena kita siapkan 84 juta. Siap saya sebar kemana-mana, bag, bagi, bagi. Kartu Indonesia Pintar (KIP) mau minta berapa? Ada 18 juta yang sekarang mulai kita bagi, papar Jokowi seraya menyebutkan, keterlambatan itu karena proses pembuatan KIS dan KIP itu pakai lelang, karena kalau tidak lelang bisa ramai.
Diakui Kepala Negara, benar rakyat memerlukan sesuatu yang konkret sekarang ini, sesuatu yang nyata yang dapat mereka rasakan. Namun Kepala Negara mengajak masyarakat melihat dalam satu dua hari ini. Jalan tol Lampung sampai Aceh, jalan tol trans Sumatera, insya Allah dalam sehari dua hari ini kita mulai, ungkapnya.
Selain itu pembangunan jalan tol yang sempat berhenti, yaitu Solo Kertosono, menurut Presiden Jokowi, pada minggu ini juga akan langsung dimulai lagi. Demikian juga dengan program pembangunan perumahan, rumah susun, Presiden meyakinkan minggu ini akan mulai semuanya.
Memang proses di pemerintahan seperti ini. Saya kira kalau yang sudah lama di pemerintahan tahu, tapi memang masyarakat perlu penjelasan-penjelasan, tutur Jokowi.
Pelihara Optimisme
Presiden Jokowi mengakui, tentu saja hasil yang diinginkan masyarakat belum bisa langsung terwujud semuanya, karena perlu waktu. Selain itu, diingatkan Presiden Jokowi, desain kebijakan kita kadang-kadang memang menyakitkan di depan, sakit di depan.
Menurut Jokowi, banyak yang menyampaikan kepadanya kalau popularitasnya turun karena policy di depan yang dirasakan membuat sakit banyak orang. Tapi Presiden Jokowi meyakini, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun yang akan datang akan kelihatan apa fokus pekerjaan pemerintah, dan apa yang dikerjakan pemerintah.
Kalau ngga betul? Sudah coret saja, kata Jokowi menambahkan.
Menurut Presiden Jokowi, selain perlu waktu, juga diperlukan kerja keras dari semua pihak. Terlebih dengan situasi tekanan ekonomi global, tekanan keuangan global seperti sekarang, sehingga memang kita perlu harus banyak melompat.
Presiden Jokowi menegaskan, sebetulnya sudah banyak terobosan yang sudah diputuskan, dan sebagian terobosan itu merupakan terobosan yang menyakitkan. Ya itulah kadang-kadang perubahan itu memang membutuhkan pil pahit, membutuhkan kesabaran, membutuhkan pengorbanan, ujarnya.
Meski demikian, Kepala Negara menegaskan bahwa keyakinan itu memang harus kita miliki. Ia menyebutkan, kalau kita tidak punya rasa optimisme, tidak punya rasa percaya diri, tidak punya rasa kesabaran dan pengorbanan, maka akan tetap akan seperti sekarang ini.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta kalangan pers agar bisa mendorong perubahan pola pikir masyarakat. Agar mereka mempunyai rasa optimisme yang tinggi, mempunyai pemikiran yang selalu positif bahwa ke depan negara ini akan menjadi sebuah negara yang lebih sejahtera, negara yang besar, yang dihormati, yang punya martabat.
Kalau kita mau yang datar-datar saja ya kita akan datar terus tapi memang kadang-kadag perlu sebuah loncatan keberanian yang memang kalau itu diperlukan pasti itu saya putuskan, papar Jokowi seraya menyebutkan keputusannya mengalihkan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) hanya satu bulan seusai dirinya dilantik bulan Oktober tahun 2014 lalu.
Tampak hadir dalam acara Silaturahmi Pers Nasional itu antara lain Menkominfo Rudiantara, Mensesneg Pratikno, Mendikbud Anies Baswedan, Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD-RI Irman Gusman, dan Ketua PWI Pusat Margiono. (*/ES)