Peserta Diklat Fungsional Penerjemah Kunjungi Pusat Informasi PBB dan Tempo

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Oktober 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 12.560 Kali
Asdep Naster Setkab Eko Harnowo beserta peserta Diklat Fungsional Penerjemah Tingkat Pertama  Angkatan VI berfoto bersama Acting Director Pusat Komunikasi PBB Eshila Maravanyika, di Jakarta, Kamis (5/10). (Foto: Rahmat/Humas)

Asdep Naster Setkab Eko Harnowo beserta peserta Diklat Fungsional Penerjemah Tingkat Pertama Angkatan VI berfoto bersama Acting Director Pusat Komunikasi PBB Eshila Maravanyika, di Jakarta, Kamis (5/10). (Foto: Rahmat/Humas)

Sebanyak 30 opeserta Diklat Fungsional Penjenjangan Penerjemah Tingkat Pertama untuk Angkatan VI yang diselenggarakan oleh Keasistenan Deputi (Keasdepan) Bidang Naskah dan Terjemahan (Naster) Sekretariat Kabinet (Serkab) mengunjungi Pusat Informasi PBB di Jakarta, Kamis (5/10). Dalam kesempatan ini, para peserta mendapatkan penjelasan tentang peran PBB dari Eshila Maravanyika, Acting Director of United Nation of Information Centre (Pusat Informasi PBB).

Asdep Naster Deputi Dukungan Kerja Kabinet (DKK) Setkab Eko Harnowo dalam sambutannya mengatakan, para peserta Diklat Fungsional Penjenjangan Penerjemah memiliki tugas yang berkaitan erat dengan hubungan internasional. Karena itu, sangat penting bagi mereka untuk mengetahui isu-isu internasional.

“Terkait dengan itu, mereka ingin mengetahui tentang PBB dan perannya dalam menangani berbagai macam isu kemanusiaan di seluruh dunia, khususnya peran PBB di Indonesia,” kata Eko.

Para penerjemah, menurut Asdep Naster Setkab itu, juga membantu mempromosikan potensi Indonesia kepada dunia dan memegang peran penting sebagai pusat informasi di institusi masing-masing. Oleh sebab itu, mereka sangat tertarik untuk mempelajari bagaimana Pusat Informasi PBB mengelola proses bisnis dalam mempromosikan dan mendiseminasikan programnya di Indonesia.

“Dalam hal ini, kami melihat adanya kebutuhan penerjemahan dan penjurubahasaan dalam melakukan proses ini secara efektif,” ujar Eko seraya menambahkan, mereka juga dapat mempelajari bagaimana kegiatan penerjemahan dan penjurubahasaan di Markas Besar PBB berlangsung.

Eko berharap para penerjemah menggunakan kesempatan ini untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari Pusat Informasi PBB. Menurut dia, mereka bisa mempelajari bagaimana PBB berkoordinasi dengan pemerintah dan sektor swasta di Indonesia, dan belajar mengenai cara mempromosikan programnya ke seluruh dunia.  “Dan yang paling penting, belajar mengenai cara mereka mengatasi kendala bahasa dalam penerjemahan dan interpretasi,” pungkasnya.

Siang harinya, kunjungan dilanjutkan ke kantor redaksi media Tempo, khususnya Tempo English, di mana peserta mendapatkan ilmu tentang bagaimana proses penerjemahan berita dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yang disampaikan oleh Philipus Parera, Redaktur Eksekutif Tempo English dan Hermien Y. Kleden, Redaktur Senior. (DND/RAH/ES)

 

Berita Terbaru