Pidato Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Masalah Kebijakan Pangan di Kantor Presiden, 27 Januari 2016

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Januari 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 8.677 Kali

Assalammualaikum warrahmatulahi wabarakatuh.

 Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian,

Agenda rapat terbatas pada sore hari ini adalah kebijakan di bidang pangan. Saya ingin menekankan bahwa tujuan kebijakan di bidang pangan adalah membuat rakyat cukup pangan. Sekali lagi saya ulang, untuk membuat rakyat cukup pangan. Ini yang harus digarisbawahi. Membuat rakyat cukup pangan.

Yang kedua untuk menurunkan kemiskinan, karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang besar terhadap yang namanya angka kemiskinan.

Yang ketiga untuk membuat petani lebih sejahtera. Kemudian juga untuk membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mencukupi kebutuhan pangan.

Dan juga untuk membuat APBN kita semakin efektif untuk menyejahterakan rakyat. Ini yang berhubungan nantinya dengan subsidi.

Hal-hal tadi yang saya sampaikan betul-betul agar digarisbawahi. Kita ingin petani sejahtera, pedagang juga sejahtera, konsumen juga mendapatkan cukup untuk pangannya. Jadi yang sejahtera jangan hanya di tengah, yang pedagangnya, trader-nya, tetapi yang berproduksi juga harus diberikan juga keuntungan dan kesejahteraan.

Intinya kita memerlukan sebuah kebijakan yang menyeimbangkan antara produsen, pedagang, dan konsumen. Ini yang memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi saya yakin kalau kita mempunyai visi yang sama, mempunyai pemikiran yang sama, akan mudah diselesaikan. Sekali lagi, intinya kita perlu kebijakan menyeimbangkan antara produsen, pedagang, dan konsumen.

Oleh sebab itu, saya minta dalam merumuskan kebijakan pangan mempunyai cara pandang yang komprehensif, tidak, misalnya Kementerian Pertanian hanya memikirkan petani saja, tetapi juga Perdagangan juga hanya memikirkan pedagang saja. Tapi tolong semuanya dilihat kembali tadi yang saya sampaikan. Produsennya, pedagangnya, konsumennya, semua harus dilihat.

Dan informasi yang saya peroleh, pangan kita masih mahal dibandingkan negara-negara yang lain. Nanti akan saya tunjukkan di dalam layar. Harga pangan kita berada dalam peringkat yang lebih tinggi dibandingkan negara yang lain seperti Filipina, Cina, Kamboja, India, Thailand, maupun Vietnam. Ini fakta.

Padahal jika kita lihat, di tengah tingginya harga pangan, 81 persen penduduk kita adalah net konsumen beras. Ini juga hati-hati.

Artinya kenaikan harga pangan akan memukul 81 persen jumlah penduduk kita. Dan makanan menyumbangkan 73 persen garis kemiskinan kita. Ini hati-hati betul.

Oleh sebab itu, pangan sangat penting di dalam kualitas hidup masyarakat karena data menunjukan, 35 persen kependekan, kasus stunting balita Indonesia termasuk lima yang terburuk.

Dan tadi pagi saya juga mendapatkan data bahwa, kenaikan harga pangan dimulai 2011-2014-2015 kemarin. Naiknya sudah mencapai hampir 70 persen. Ini hati-hati.

Harus betul-betul dicermati betul, sehingga harga bisa kita kembalikan pada harga-harga yang normal. Oleh sebab itu, langkah komprehensif memperbaiki permintaan, memperbaiki suplai, memperbaiki rantai-rantai perdagangan, sistem data dan informasi pertanian kita harus betul-betul komprehensif dan betul-betul valid.

Mungkin itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru