Pidato Pertama, Presiden Jokowi Akan Pastikan Rakyat Rasakan Pelayanan Pemerintah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Oktober 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 30.162 Kali
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pertamanya di hadapan MPR, Senin (20/10)

Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pertamanya di hadapan MPR, Senin (20/10)

Sesaat setelah diambil sumpahnya dalam rapat paripurna MPR-RI, Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintahannya akan bekerja untuk memastikan bahwa setiap rakyat diseluruh tanah air merasakan kehadiran pelayanan pemerintahannya.

“Pemerintahan yang saya pimpin akan bekerja untuk memastikan bahwa setiap rakyat di seluruh pelosok tanah air merasakan kehadiran pelayanan pemerintahan,” kata Jokowi dalam pidato pertamanya sebagai Presiden RI di hadapan rapat paripurna MPR-RI, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (20/10) siang.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh lembaga negara untuk bekerja dengan semangat yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. “Saya yakin negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh konsitusi kita,” ujarnya.

Presiden Jokowi menyerukan kepada para nelayan, kepada para buruh, para petani, tukang bakso, pedagang asongan, sopir, akademisi, guru, TNI, Polri, Pengusaha dan kalangan Profesional untuk bekera keras bahu membahu, bergotong royong, karena ini moment sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja dan bekerja.

Bermartabat

Presiden Jokowi menegaskan, keinginannya untuk menghadirkan bangsa Indonesia di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. “Kita ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradaban sendiri, bangsa besar yang kreatif, yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global,” tegasnya.

Menurut Kepala Negara, kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Ia menegaskan, samudera, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita.

“Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga jalesveva jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu bisa kembali lagi membahana,” papar Jokowi.

Presiden menegaskan, kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden dan Wakil Presiden ataupun jajaran pemerintahan, tetapi membutuhkan topangan kekuatan bersama, kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa.

“Lima tahun ke depan menjadi momentum pertaruhan kita sebagai bangsa yang merdeka. Oleh sebab itu, bekerja, bekerja dan bekerja adalah yang utama,” kata Jokowi seraya menyampaikan keyakinannya, dengan kerja keras dan gotong royong kita akan mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pada bagian akhir pidatonya, Presiden Jokowi mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama RI Bung Karno ,bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara yang kuat, negara yang makmur, negara yang damai kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera, jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung.

“Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat, kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri,” seru Jokowi seraya berdoa, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa merestui upaya luhur kita bersama.

Sebelumnya atas nama pribadi, atas nama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, dan atas nama bangsa Indonesia, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih dan perhargaan setinggi-tingginya kepadaProf. dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. dr. Boediono yang telah memimpin penyelenggaraan pemerintahan selama lima tahun terakhir.

Selain dihadiri oleh pemimpin dari 19 negara sahabat, pengambilan sumpah Presiden RI 2014-2019 itu juga dihadiri oleh mantan Presiden BJ. Habibie, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahis (istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid).

Selain itu juga nampak Ani Bambang Yudhoyono, Herawati Boediono, mantan Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Hamzah Has, dan istri mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
Sementara di deratan tokoh politik nasional tampak sejumlah tokoh partai politik seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Surya Paloh, dan Akbar Tanjung. (Kun/Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru