Pidato Presiden Joko Widodo Saat Peluncuran Program Pembangunan Pembangkit 35.000 MW, di Bantul, DI Yogyakarta, 4 Mei 2015

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Mei 2015
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 26.661 Kali

Logo PidatoBismillahirrahmanirrahim
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….
Selamat siang salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati para menteri jajaran kabinet kerja, yang saya hormati Gubernur DIY beserta istri, yang saya hormati yang mulia Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Ketua Komisi VI dan VII yang siang hari ini hadir, Bupati, Ketua DPRD, seluruh pimpinan BUMN, bapak ibu tamu undangan yang berbahagia.

Pertama-tama sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono X yang telah memberikan ijin penggunaan lahan karena akan dibangunnya pembangkit listrik tenaga bayu atau angin di wilayah ini.

Memang ke depan kita ingin mengembangkan lebih besar lagi energi baru dan terbarukan baik dari angin, geothermal, hydro power, air kemudian ada juga dari tumbuhan (nabati) dan dari biomassa dan dari yang lain-lainnya karena kita tidak ingin tergantung pada energi fosil.

Bapak ibu yang saya hormati, kalau kita lihat selama hampir 70 tahun Indonesia merdeka baru 50.000 mega watt yang dibangun oleh pemerintah, sekali lagi selama hampir 70 tahun baru dibangun 50.000 mega watt yang dibangun oleh pemerintah kita. Oleh sebab itu banyak yang menyangsikan dalam 5 tahun akan dibangun 35000 mega watt, ini apakah tidak terlalu ambisius.

Saya sampaikan tidak. Ini adalah program yang terencana secara detil kemudian di back up oleh regulasi-regulasi yang sudah disederhanakan meskipun juga belum selesai, dan yang ketiga akan terus saya pantau prosesnya saya awasi. Kalau ada masalah akan kita selesaikan masalah-masalah itu di lapangan. Sekali lagi ini bukan proyek yang ambisius dan bukan sebuah target yang amat tinggi, bukan, tetapi ini memang pinjaman kita, hutang kita, hutang kita kepada rakyat yang harus kita penuhi karena masih banyak rakyat yang belum menikmati listrik.

Setiap saya pergi ke provinsi, kabupaten, dan kota selalu keluhannya adalah devisit listrik, krisis listrik nggak ada yang lain. Mau bangun hotel nunggu listriknya ada, mau bangun kawasan industri nunggu listriknya ada. Kapan kita mau hilirisasi? Atau kapan kita mau bangun industrialisasi? Kalau listriknya belum ada. Sekali lagi ini memang bukan pekerjaan gampang tetapi akan saya awasi terus akan saya kawal terus. Nanti kalau sudah beproses BPKP akan saya perintahkan untuk memantau sehingga 240 lokasi yang ada itu kurang lebih terpantau dari hari ke hari, dari minggu ke minggu,  dari bulan ke bulan. Sehingga targetnya betul-betul kelihatan kalau ada masalah itu bisa segera diselesaikan.

Saya berikan contoh pembangkit listrik yang ada di Batam, saya ikuti terus karena di situ gede banget, besar sekali. Berapa ribu yang di Batam? 2000, sudah macet kira-kira empat tahunan. Problemnya adalah karena pembebasan lahan, kemarin saya berikan target kepada PLN, kepada Bupati, Gubernur, kepada Menteri 4 bulan selesai, ternyata belum selesai. Tapi minta tambahan satu bulan dan saya lihat kemarin hanya masalah-masalah administrasi, ini masalah administrasi, saya lihat saya lihat sangat masuk akal dan permintaan mundur satu bulan saya berikan, tetapi setelah mundur satu bulan tidak boleh mundur lagi.

Yang kedua ini masalah industri, industri trafo, kabel, jaringan transmisi ini saya sudah pesan kepada pak Menteri ini harus diproduksi di dalam negeri agar lokal kontennya semakin tinggi. Terserah mau BUMN dengan swasta, BUMN dengan investor asing terserah. Tapi yang paling penting jangan sampai barang-barang ini kita impor, karena seluruh proyek 35000 mega watt memakan investasi kira-kira  Rp 1100 triliun. Ini angka yang besar sekali, kalau lokal kontennya bisa diatas 60 sukur bisa diatas 70 ini adalah sesuatu yang luar biasa. Industri kita akan berkembang, silahkan swasta masuk dulu, investor mau masuk dulu silahkan, tapi kalau ngga cepet-cepet masuk saya akan perintahkan Menteri BUMN bangun untuk trafo, bangun untuk industri-industri yang berkaitan dengan komponen-komponen transmisi tapi saya berikan waktu untuk swasta dan investor untuk bangun dulu. Tapi kalau tidak ada yang segera bergerak saya akan langsung perintahkan Menteri BUMN baik kabel, trafo, jaringan transmisi dan lain-lain yang berkaitan dengan kelistrikan kita dalam lima tahun yang akan datang.

Bapak ibu sekalian yang saya hormati, demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim dengan nama Allah Subhanahuwataalla, dan dengan Rahmat-Nya pembangunan kelistrikan 35000 mega watt untuk rakyat Indonesia siang ini saya mulai.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

(Humas Setkab)

Transkrip Pidato Terbaru