Pilpres Ada Tiap 5 Tahun, Presiden: Jangan Korbankan Persatuan Gara-Gara Pesta Demokrasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 November 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 23.675 Kali
Presiden Jokowi saat mengikuti acara di Ponpes Darussalamah, Braja Dewa, Lampung Timur, Lampung, Jumat (23/11). (Foto: Humas)

Presiden Jokowi saat mengikuti acara di Ponpes Darussalamah, Braja Dewa, Lampung Timur, Lampung, Jumat (23/11). (Foto: Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa negara Indonesia ini adalah negara besar.

Negara dengan 263 juta penduduk, sambung Presiden, yang di dalamnya terdiri dari bermacam-macam suku, berbeda-beda agama, bermacam-macam adat bermacam-macam tradisi, bermacam-macam bahasa daerah.

“Kita memiliki sekarang ini 714 suku yang berbeda-beda, yang hidup di provinsi-provinsi, di 514 kabupaten dan kota, di 17.000 pulau yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan alim ulama dan santri  Pondok Pesantren Darussalamah, Braja Dewa, Lampung Timur, Lampung, Jumat (23/11) siang.

Oleh sebab itu, Presiden menitipkan pesan agar jangan sampai tercerai-berai, tidak boleh.

“Kita harus merawat persatuan kita, menjaga kerukunan kita, menjaga persaudaraan kita. Kita harus menjaga ukhuwah islamiyah kita, kita juga harus menjaga ukhuwah Wathaniyah kita karena kita ini bangsa besar,” tegas Presiden.

Kepala Negara yang dalam kesempatan itu didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo memuji apa yang dilihatnya pada acara silaturahmi di Pondok Pesantren Darussalamah itu, karena yang hadir ada dari Hindu, dan dari Kristiani.

“Ini menunjukkan bahwa Lampung itu adem, ayem, tentram. Tidak ada gesekan-gesekan apapun karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air,” ujarnya.

Menurut Kepala Negara, biasanya gesekan konflik dimulai dari pilihan bupati. Yang kedua dari pilihan gubernur. Yang ketiga dari pilihan presiden.

Padahal, lanjut Kepala Negara, pilihan bupati ada terus setiap 5 tahun, pilihan wali kota ada terus setiap 5 tahun, pilihan gubernur ada terus setiap 5 tahun, pilihan presiden juga ada terus.

Untuk itu, Presiden Jokowi menitipkan pesan agar berhati-hati. “Jangan sampai karena pesta demokrasi jadi rugi besar kalau kita mengorbankan  kerukunan kita, mengorbankan persatuan kita, mengorbankan kesatuan kita gara-gara pesta demokrasi itu,” tutur Presiden.

Kalau ada pilihan bupati, pilihan gubernur, Presiden menyarankan  lihat rekam jejaknya, prestasinya, gagasannya untuk daerah apa, ide-idenya apa untuk daerah, programnya apa untuk daerah.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Darussalamah Braja Dewa Nyai Hajjah Saminah Achmad Shodiq, anggota DPR RI Azis Syamsudin, dan Gubernur Lampung Ridho Ficardo. (FID/JAY/ES) 

Berita Terbaru