PLN Miliki Program “Menghadirkan Terang Menyalakan Mimpi” bagi Desa

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 April 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.737 Kali

Dirut PLN saat memberikan keterangan kepada pers melalui konferensi video, Jumat (3/4).

Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki program “Menghadirkan Terang Menyalakan Mimpi” bertujuan dapat menghadirkan terang dalam arti sesungguhnya yaitu listrik dan juga menyalakan mimpi-mimpi dari anak-anak di desa setelah Indonesia merdeka 75 tahun.

Hal tersebut disampaikan Dirut PLN, Zulkifli Zaini, saat memberikan keterangan pers melalui konferensi video, Jumat (3/4).

Menurut Dirut PLN, pembiayaan program melistriki 433 desa ini terdiri dari pembangunan stasiun pengisian energi listriknya itu akan dari PLN sebesar Rp735 miliar, dan pengadaan tabung listrik atau talis, sebesar Rp525 miliar bisa dianggarkan dari Dana Desa atau anggaran Pemda.

”Selanjutnya pembiayaan yang lain yang sangat diperlukan untuk program ini adalah mobilisasi operasi pasukan TNI yang tadi sudah diputuskan untuk disediakan anggarannya,” ujar Dirut PLN.

Lebih lanjut, Dirut PLN juga menyampaikan bahwa kesulitan di lapangan saat memperluas elektrifikasi adalah medan, infrastruktur, dan juga mungkin ada kerawanan dari sisi keamanan.

”Dari sisi lokasi, itu melacak jejak koordinatnya saja tidak gampang. Jadi kami tadi sudah sampaikan kita menggunakan pattern recognition, spatial optimization, secara teknologi sehingga kita bisa menemukan lokasi dari 433 desa yang sudah diidentifikasi oleh Kementerian ESDM itu secara tepat,” imbuh Dirut PLN.

Soal ketersediaan energi di desa itu, Dirut PLN menyebutkan bahwa di daerah, desa ini sangat remote jadi harus bisa menggunakan sumber-sumber energi pada desa tersebut.

Selanjutnya, Dirut PLN menjelaskan bahwa yang dipikirkan kemudian adalah sistem apa yang paling tepat untuk bisa melistriki desa yang sangat remote itu, berapa bebannya dan lain-lain, serta perlu persis diketahui tentang letaknya, jumlah penduduknya, jumlah rumahnya, dan lain-lain.

”Inovasi untuk koordinatnya, kemudian juga menemukan solusi untuk daerah yang terpencil ini dengan membangun Stasiun Pengisian Energi Listrik yang nantinya akan itu men-charge tabung listrik atau talis. Pembangkitnya dimana? Pembangkitnya lokal di setiap desa,” ujarnya.

Kalau pembangkitnya lokal, menurut Dirut PLN, maka harus menggunakan potensi lokal, yaitu tenaga surya, grid, pembangkit mikrohidro, pikohidro, kemudian pembangkit biomassa dan lain-lain.

”Dengan dukungan penuh dari kementerian, kami sudah bisa membuat program yang komprehensif untuk melistriki 433 desa di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara ini,” imbuhnya.

Dirut PLN menyebutkan insyaallah seluruh program melistriki 433 desa ini bisa akan diselesaikan sebelum akhir tahun 2020. Ia menambahkan malah kalau memungkinkan pada saat 17 Agustus 2020 sebagian besar dari 433 desa ini sudah terlistriki.

Mengenai kualitas listrik, Dirut PLN menyampaikan bahwa pembangkit saat ini dengan pembangunan 35.000 megawatt selama beberapa tahun terakhir ini sehingga dari sisi pembangkit itu insyaallah tidak ada kendala.

”Kita harus membuat transmisi, gardu induk, distribusi untuk bisa menyalurkan listrik yang sudah dibangkitkan oleh pembangkit 35 ribu megawatt itu. Jadi tantangan kita adalah membangun transmisi, gardu induk, distribusi,” tambah Dirut PLN.

Fokus PLN saat ini dan ke depan, menurut Zulkifli, adalah meningkatkan keandalan listrik yang sudah ada dan juga bagaimana membuat customer itu menjadi puas dengan layanan PLN.

Terkait konsumsi listrik, di akhir pengantar, Dirut PLN menyebutkan masih menghitung angkanya baik yang rumah tangga maupun mal, industri, hotel, dan lainnya.

”Jadi memang secara kualitatif kami bisa menyampaikan bahwa konsumsi listrik di rumah itu jelas naik, namun di mal, hotel, industri, dan lain-lain terjadi penurunan. Namun pada saat yang tepat kami nanti akan menyampaikan angka-angka detailnya,” pungkas Dirut PLN. (FID/EN)

Berita Terbaru