Potensi Bendungan Ciawi dan Sukamahi sebagai Destinasi Wisata

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Desember 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 1.572 Kali

Presiden saat meresmikan Bendungan Sukamahi, di Bogor, Jabar, Jumat (23/12/2022). (Foto: BPMI Setpres)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022). Dua bendungan yang mengusung konsep bendungan kering (dry dam) ini selain memiliki fungsi untuk mereduksi banjir juga menyimpan potensi besar untuk menjadi area wisata.

“Kalau kita lihat arsitekturalnya ini sangat bagus untuk wisata, baik [Bendungan] Ciawi dan Sukamahi. Dua-duanya akan dipakai untuk wisata,” kata Presiden, dalam keterangannya usai peresmian Bendungan Sukamahi.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko menjelaskan bahwa sebagai kawasan wisata, pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan masyarakat saat berkunjung ke Bendungan Sukamahi. Fasilitas yang dipersiapkan yaitu penginapan, taman, rumah kaca (greenhouse), dan tempat ibadah.

Jarot pun berharap konsep ekosistem yang diterapkan dapat menjadikan Bendungan Sukamahi sebagai destinasi pariwisata premium.

“[Masyarakat] bisa menikmati udara yang segar, badan sehat, paru-paru bersih, dan bisa berpariwisata dengan keluarga tanpa, tidak terlalu jauh dari Jakarta,” ujar Jarot.

Di kawasan Bendungan Sukamahi, Presiden Jokowi bersama sejumlah rombongan terbatas juga sempat meninjau area tanaman hidroponik yang ada di kawasan tersebut. Jarot mengatakan, area tanaman hidroponik tersebut memanfaatkan areal pembuangan atau disposal dan telah direncanakan sejak pembangunan konstruksi bangunan berlangsung.

“Pada saat konstruksi ini lahannya sempit. Kami harus mencari, membebaskan lahan untuk disposal, tumpukannya. Tetapi kami tidak membiarkan tumpukan disposal itu menjadi mubazir. Kami bangun menjadi hidroponik dan [area] kegiatan yang bisa menjadikan pariwisata,” ujar Jarot.

Jarot menuturkan, sejumlah bibit buah mulai ditanam dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik. Apabila berkunjung pada saat panen, tambah Jarot, masyarakat dapat memetik langsung buah yang ditanam di sana.

“Ini ada melon premium, lalu juga ada ginseng, ada stroberi, ada juga buah langka. Ada namanya alpukat aligator, ada sawo sapote yang besarnya hampir 1 kilo lebih, lalu juga ada anggur Brasil,” tandas Jarot. (FID/UN)

Berita Terbaru