Presiden Ajak Seluruh Negara Bersatu Hadapi Pandemi Covid-19 di Sidang Umum PBB

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 September 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.546 Kali

Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pemikiran pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum Ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa secara Virtual pada hari Rabu (23/9), dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Kemlu)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh negara bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan terutama saat menghadapi Pandemi Covid-19.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Jokowi pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum Ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa secara Virtual pada hari Rabu (23/9), dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta.

Lebih lanjut, Presiden sampaikan keprihatinan masih terjadinya situasi kemiskinan, kelaparan, penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah masih ada di berbagai belahan dunia saat pandemi Covid-19 sekarang ini.

“Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Kita juga paham, virus ini tidak mengenal batas negara, no one is safe until everyone is,” kata Presiden.

Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, Kepala Negara khawatir pijakan bagi stabilitas serta perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna dan dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan.

Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa tahun ini Indonesia juga merayakan kemerdekaan yang ke-75 tahun dan menjadi tekad bahwa Indonesia terus berkontribusi bagi perdamaian dunia, sesuai amanat konstitusi.

“Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridgebuilder, sebagai bagian dari solusi. Secara konsisten komitmen ini terus dijalankan Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB,” imbuh Presiden.

Spirit kerja sama, menurut Presiden, akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negarapun sebagaimana prinsip, “No one, no country should be left behind”.

Persamaan derajat inilah, lanjut Presiden, yang ditekankan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, Bung Karno, saat Konferensi Asia-Afrika di Bandung Tahun 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung.

“Hingga kini, prinsip Dasasila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional,” katanya.

Menurut Presiden, Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. “Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya,” ungkap Presiden.

Di kawasan negara-negara ASEAN lainnya, Presiden sampaikan Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

“Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020 yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo-Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pasific,” ungkap Presiden. (UN/EN)

Berita Terbaru