Presiden: Bantu yang Kesulitan dengan Belanja di UMKM dan Beli Produk Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan bahwa Pemerintah berupaya keras agar pandemi ini cepat berlalu, semua harus saling menjaga, mendukung, membantu, menjaga sesama jangan sampai terpapar, dan juga saling membantu agar ekonomi bangsa Indonesia tidak terkapar.
”Karena itu, selamatkan tetangga, selamatkan kerabat dan juga saudara-saudara kita yang lain. Dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, dengan peduli membantu tetangga yang tengah kesulitan, dengan belanja di usaha kecil, di usaha mikro, belanja di usaha ultra mikro, dengan membeli karya-karya dan produk-produk Indonesia,” ungkap Presiden pada acara Peresmian Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, Kamis (14/5) melalui daring, dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi yakin dengan kepedulian bersama, optimis semua segera bisa dilewati.
”Saya rasa itu hal penting yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan gerakan nasional bangga buatan Indonesia,” ujar Presiden saat meresmikan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia.
Diskusi dengan Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif
Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi menyempatkan berdiskusi dengan beberapa Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif, di antaranya:
1. I Ketut Gede Artawo dan Wayan Mary, produk kerajinan kayu, dari Provinsi Bali; dan
2. Dea Valencia, pengusaha baju batik tulis, dari Provinsi Jawa Tengah.
Masukan dari I Ketut Gede Artawo dan Wayan Mary bahwa Covid-19 memberikan pengaruh sekali karena sampai turun sampai 50 persen.
”Saya tapi saya dari ini saya optimis ini untuk ke depannya kayaknya akan berlewat berlalu,” ujar I Ketut Gede Artawo.
Kepada I Ketut Gede Artawo dan Wayan Mar, Presiden menyarankan untuk pindah ke platform digital, ada yang dijual offline tapi juga ada yang dijual online, sehingga akan membantu meningkatkan omset.
Sementara itu, Dea Valencia, mengaku awalnya sempat bingung mengingat di balik batik kultur ada lebih dari 100 orang karyawan, yang 50 persen di antaranya adalah warga disabilitas.
”Jadi pada awal Maret Pak, saat mendengar dari suami saya tentang kelangkaan masker medis. Kita mulai memproduksi masker kain juga, sampai hari ini 100.000 masker kain telah kami produksi dan dijual melalui situs e-commerce dan juga disalurkan secara gratis kepada pekerja-pekerja harian yang juga membutuhkan,” ujar Dea.
Ia menambahkan bahwa baru minggu lalu meluncurkan seri baru yang telah disempurnakan dengan merek Kultur Mask dan stok terjual dalam waktu kurang dari 24 jam melalui situs e-commerce.
Nah, dari sini Pak saya mempelajari bahwa sebetulnya daya beli customer itu masih ada, tapi kebutuhan dan cara belinya yang berubah. Maka menurut saya kita sebagai pengusaha harus dapat beradaptasi, berinovasi, dan berkenalan dengan dunia digital dan bisa bersahabat dengan new normal ini,” kata Dea.
Mendengar hal tersebut, Presiden menyampaikan hal itu bisa ditiru oleh yang lain, bagaimana menggunakan platform digital untuk menjual produk-produknya dan juga menggeser dari produk yang sebelumnya.
”Meskipun ini masih, tapi digeser juga ke produksi masker yang memang sekarang ini permintaannya saya kira meningkat sangat tajam,” pungkas Presiden di akhir diskusi. (TGH/EN)