Presiden Dorong Penguatan Integrasi Ekonomi dan Stabilitas Keamanan ASEAN-Australia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 November 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 861 Kali

Presiden Jokowi didampingi Seskab Pramono Anung dan Menlu Retno Marsudi mengikuti KTT ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/11). (Foto: Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

Presiden Joko Widodo mengangkat dua isu utama saat menghadiri secara virtual KTT dua tahunan ke-2 ASEAN-Australia. Isu pertama ialah memperkuat upaya integrasi ekonomi kedua pihak.

Untuk diketahui, hari Minggu yang akan datang, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan ditandatangani. Menurut Presiden, implementasi RCEP nantinya akan membutuhkan komitmen yang besar dari semua pihak.

“Saya yakin RCEP ini akan menjadi katalis pemulihan ekonomi di kawasan bahkan dunia,” kata Presiden dari Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (14/11).

Selain itu, Presiden Jokowi juga memandang ASEAN-Australia perlu memperkuat komitmen untuk meningkatkan perjanjian perdagangan bebas ASEAN–Australia–Selandia Baru melalui peningkatan kelancaran lalu-lintas barang, penguatan rantai pasokan global dengan memanfaatkan ASEAN sebagai basis produksi yang kompetitif, pengembangan kerja sama industri 4.0 dan ekonomi digital, serta peningkatan interaksi antara pelaku usaha ASEAN dan Australia.

Kedua, Presiden Jokowi mendorong terciptanya stabilitas dan keamanan di kawasan. Menurutnya, stabilitas dan keamanan kawasan adalah fondasi bagi upaya pemulihan ekonomi pascapandemi.

“Penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982, adalah kunci. Pesan ini perlu terus kita gaungkan ke dunia,” ungkapnya.

Selain itu, Presiden memandang bahwa implementasi program secara konkret dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific sangatlah krusial sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di kawasan.

“Di masa sulit ini, kerja sama adalah satu-satunya jalan yang harus kita tempuh. Saya yakin kemitraan ASEAN dan Australia dapat menjadi penyangga utama paradigma kerja sama dan kolaborasi bagi stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan di kawasan,” tandasnya.

Dalam KTT ini Presiden didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (BPMI/UN)

Berita Terbaru