Presiden Jokowi: 7 Mimpi Anak Bangsa Bisa Terwujud Jika Kita Bersatu dan Optimis

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 November 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 12.033 Kali
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana memperhatikan anak-anak yang menyimpan pesan pada Monumen Kapsul Waktu, di Merauke, Provinsi Papua, Jumat, (16/11). (Foto: BPMI)

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana memperhatikan anak-anak yang menyimpan pesan pada Monumen Kapsul Waktu, di Merauke, Provinsi Papua, Jumat, (16/11). (Foto: BPMI)

Tiga tahun yang lalu, pada awal tahun 2015 dan tepat di ujung paling barat Indonesia atau di titik Nol Kilometer, dari Pulau Sabang Provinsi Aceh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memulai Gerakan Nasional Ayo Kerja.

“Sebuah ajakan kepada semua elemen bangsa untuk memulai kerja besar, kerja keras, kerja bersama untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita,” ucap Presiden Jokowi ketika memberikan sambutan pada Peresmian Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Provinsi Papua, Jumat (16/11).

Presiden meyakini tujuh mimpi anak-anak bangsa akan bisa terwujud, jika semua elemen bangsa mau bekerja keras, kerja bersama atau mau berkolaborasi.

“Jika kita mau bersatu, jika kita optimis dan penuh keyakinan, kita akan menjadi negara yang besar, negara yang digdaya, negara yang bermartabat dan dihormati negara-negara lain di dunia,” kata Presiden.

Tiga tahun yang lalu juga, sambung Presiden, tujuh mimpi anak-anak bangsa itu dimasukkan ke dalam kapsul waktu dan dibawa mengelilingi 34 provinsi sejauh 24.089 kilometer.

“Ekspedisi Kapsul waktu telah berhasil membawa Kapsul Waktu Impian Indonesia 2015-2085 dari ujung barat ke ujung timur Indonesia,” ucap Presiden.

Tujuh mimpi anak-anak bangsa dari 34 Provinsi yang ditulis dan disimpan dalam Kapsul waktu itu adalah satu, SDM Indonesia kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Dua, masyarakat Indonesia menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.

Tiga, Indonesia sebagai pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia. Empat, masyarakat dan aparatur pemerintah kita bebas dari perilaku korupsi. Lima, membangun infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.

Enam, Indonesia sebagai negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik. Tujuh, Indonesia sebagai barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

Kepala Negara mengingatkan bahwa mimpi besar yang diletakkan di Monumen ini bukanlah pekerjaan satu generasi, bukanlah pekerjaan 5 tahun, bukan pekerjaan 10 tahun, ataupun 20 tahun, tapi pekerjaan beberapa generasi.

“Ini pekerjaan besar, artinya selama 70 tahun atau 100 tahun ke depan, semua elemen bangsa harus terus kerja keras, tidak ada pekerjaan yang instan, tidak ada pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh satu orang atau segelintir orang. Ini kerja bersama,” kata Presiden.

Pekerjaan besar itu, lanjut Presiden, untuk mewujudkan mimpi Indonesia tahun 2085 dan tidak boleh berhenti. “Kita harus berani mengambil pilihan yan sulit untuk bisa bergerak lebih cepat lagi, kita harus berani melompat, meraih kemajuan. Sekali lagi, Indonesia Maju bukan Indonesia mundur, apalagi Indonesia Bubar,” tutur Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur Papua Barat Lukas Enembe, dan Bupati Merauke Frederikus Gebze. (BPMI/EN)

Berita Terbaru