Presiden Jokowi Ajak Negara Asia Afrika Kembangkan Regulasi Yang Ramah Pada Dunia Usaha

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 April 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 39.363 Kali
Presiden Jokowi berfoto bersama peserta Asian African Business Summit, di JCC, Jakarta, Selasa (21/4)

Presiden Jokowi berfoto bersama peserta Asian African Business Summit, di JCC, Jakarta, Selasa (21/4)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Asian African Business Summit 2015, yang merupakan rangkaian acara Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika, di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (21 April) pagi.

Presiden Jokowi tiba di JCC sekitar pukul 09.15 WIB didampingi Kepala Staf Kepresidenan sekaligus penanggung jawab Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) Luhut Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, dan Ketua Kadin Suryo B. Sulistyo.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku percaya Asian African Business Summit 2015 itu merupakan wadah bagi dunia usaha untuk turut merealisasikan semangat Bandung melalui penguatan kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, sehingga memberikan sumbangan kepada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di kedua kawasan.

“Saya juga percaya bahwa disinilah akan muncul inisiatif dan terobosan-terobosan untuk menyusun rencana, langkah kedepan guna memperkuat hubungan di kedua kawasan,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Kepala Negara, kawasan Asia dan Afrika mempunyai potensi yang sangat besar. Kedua kawasan ini, kata Jokowi, memiliki sumber daya alam dan ekonomi yang besar dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

Ia menyebutkan, tahun 2013-2014 pertumbuhan ekonomi Asia rata-rata 4,9 persen, sedangkan di Afrika sebesar 4,3 persen. Produk Domestik Bruto kedua kawasan pada tahun 2014 mencapai 51 persen dari PDB dunia. Kontribusi investasi juga meningkat cukup tajam, dari 13,2 persen tahun 2000 menjadi 41,5 persen tahun 2013.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia-Afrika semakin berperan dalam pembangunan ekonomi dunia,” ujar Jokowi.

Namun Presiden mengingatkan, Asia dan Afrika juga menghadapi sejumlah tantangan. Ia menyebutkan, jumlah penduduk Asia Afrika yang mencapai 5,4 miliar jiwa mewakili 75 persen dari total penduduk dunia yang sebagian besar masih miskin dan menjadi korban konflik.

Selain itu, angka inflasi di Asia Afrika juga masih di atas rata-rata dunia. Tahun 2013 inflasi di Timur Tengah, Afrika Utara, Afganistan, dan Pakistan mencapai 9 persen. Sedangkan inflasi di negara-negara Afrika mencapai 6,6 persen dan di Asia inflasi mencapai 4,7 persen, di ASEAN mencapai 4,6 persen.

Presiden Jokowi menilai, peningkatan kerja sama perdagangan di antara negara Asia Afrika belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya. Ekspor Asia ke Afrika mencapai 26 persen dari total ekspor Asia. Sedangkan ekspor Afrika ke Asia hanya 3 persen dari ekspor Afrika.

Menghadapi tantangan, Presiden Jokowi mengingatkan negara Asia Afria harus meningkatkan kerja sama khususnya dalam hal ekonomi dan perdagangan. “Kita harus membuat kebijakan dan tindakan yang tepat khususnya dengan meminimalkan hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif serta mendorong perdagangan langsung dan meningkatkan fasilitasi perdagangan,” tuturnya.

Presiden Jokowi meyakini, langkah-langkah tersebut tentu harus tetap sejalan dengan prinsip-prinsip sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib serta saling menguntungkan.  “Saya yakin peluang investasi di kedua kawasan masih sangat besar khususnya di sektor manufaktur, pertanian, infrastruktur, dan energi. Saya gembira sektor-sektor ini didiskusikan dalam summit ini,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengajak negara-negara di Asia-Afrika untuk mengembangkan sistem, peraturan, dan regulasi yang lebih ramah pada dunia usaha.

Kepala Negara juga mengajak negara-negara sahabat di Asia-Afrika untuk mempermudah lisensi pendirian usaha dan perlindungan terhadap investasi, serta mendorong sektor swasta untuk menanamkan investasi termasuk melalui kemitraan pemerintah dan swasta.

Menurut Presiden Jokowi, Indonesia sendiri juga menetapkan beberapa kebijakan antara lain: menyederhanakam regulasi dan proses administrasi perizinan usaha dan investasi, penyempurnaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, mendorong realokasi subsidi bahan bakar ke sektor produktif serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Presiden menekankan, kini saatnya negara-negara Asia Afrika memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, di bidang perdagangan, di bidang investasi. “Kini saatnya dunia usaha mengambil peran yang lebih besar dan mewujudkan semangat Bandung yang kita perkuat melalui Peringatan Konferensi Asia Afrika tahun ini,” pungkasnya. (Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru