Presiden Jokowi: Banyak Yang Tidak Bisa Bedakan Kritik dan Mencemooh

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Juli 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 16.566 Kali
Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Majelis Tafsir Al Quran (MTA) sekaligus peresmian Asrama Putri SMA MTA di Surakarta, di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (15/7) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi pada peletakan batu pertama pembangunan Pesantren MTA sekaligus peresmian Asrama Putri SMA MTA Surakarta, di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (15/7) siang. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, banyak di antara masyarakat Indonesia yang tidak  bisa membedakan kritik dengan mencemooh, mencela, dan menjelekkan.

“Kritik itu memberikan masukan yang konstruktif dengan data-data dan solusi. Itu kritik, sampaikan tidak apa-apa,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Majelis Tafsir Al Quran (MTA) sekaligus peresmian Asrama Putri SMA MTA Surakarta, di Desa Pojok, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (15/7) siang.

Mencemooh, mencela, menjelekkan menghujat, memfitnah, dan nyinyir, lanjut Presiden, justru banyak dilakukan sekarang terutama di media sosial. “Enggak tahu  siapa yang buat,” ujarnya.

Untuk itu, Kepala Negara mengajak semua elemen masyarakat selalu berpikir positif karena tantangan-tantangan ke depan tidak mudah.

Presiden Jokowi bersyukur karena dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar di 171 daerah pemilihan akhir bulan Juni lalu berjalan dengan baik. Masyarakat semakin matang berpolitik dewasa berdemokrasi, serta bisa memilih pemimpin yang baik.

“Kalau memilih ya dilihat track record-nya seperti apa, rekam jejaknya seperti apa, prestasinya seperti apa, kinerjanya seperti apa dilihat,” ucap Presiden.

Saling Curiga
Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan, dalam politik di tanah air mudah sekali adanya saling curiga, berprasangka jelek, dan berpikiran negatif  ke orang lain.

“Kenapa kita tidak khusnul tafahum, berprasangka baik pada orang lain, berprasangka positif pada orang lain,” ucap Presiden dengan nada bertanya.

Kepala Negara berharap agar masyarakat tidak berpikiran negatif terhadap orang lain serta saling mencela dan mencemooh, seperti yang banyak terjadi di media sosial saat ini.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (RAH/ES)

Berita Terbaru