Presiden Jokowi: Beberapa Negara Bersedia Bantu Indonesia Atasi Bencana Asap

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 36.308 Kali
Presiden Jokowi menjawab wartawan di sela-sela peninjauan ke terowongan MRT, di Senayan, Jakarta, Rabu (8/10) pagi

Presiden Jokowi menjawab wartawan di sela-sela peninjauan ke terowongan MRT, di Senayan, Jakarta, Rabu (8/10) pagi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan,  bahwa penanganan kabut asap di Pulau Sumatera dan daerah lainnya sampai saat ini masih berlangsung. Presiden menegaskan, pemerintah akan terus mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk dapat segera memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.

“Setelah ini kita akan ke Riau, Jambi, Sumatera Barat, juga ke Sumatera Selatan, yang kota tersebut terkena kabut asap. Hingga saat ini  konsentrasi kemarin kita rapat untuk pengerahan semuanya karena titik api kemarin kita lihat memang masih merah sekali,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan, di sela-sela melakukan peninjauan pembangunan proyek MRT, di Tugu Senayan, Jakarta, Kamis (8/10) pagi.

Mengenai bencana kabut asap, Presiden Jokowi mengemukakan, Indonesia telah meminta bantuan kepada beberapa negara untuk dapat segera menghentikannya. Beberapa negara pun sudah menyatakan kesediaannya untuk membantu yaitu Singapura, Rusia, Malaysia, dan Jepang

“Kita kemarin sudah minta bantuan dan dibantu oleh Singapura masih dalam proses, Rusia dan Malaysia, kemudian Jepang. Kita harapkan nanti bisa mempercepat penanganan karena memang menangani kebakaran lahan gambut berbeda dengan menganani kebakaran hutan biasa. Sangat berbeda sekali,” papar Presiden Jokowi seraya menyebutkan, bantuan dari negara lain tersebut berupa pesawat pengangkut air yang mampu membawa kapasitas air 12 hingga 15 ton.

Presiden Jokowi berharap dengan adanya bantuan tersebut dapat mempercepat pemadaman api dan menghentikan bencana kabut asap di Indonesia.

“Ada 3 pesawat dari Singapura, dari Rusia juga. Karena yang kita butuhkan saat ini adalah pesawat pesawat pengangkut air 12 ton atau 15 ton. Tidak seperti yang sekarang yang hanya 2-3 ton,” pungkas Jokowi.

(FID/DND/DNS)

 

 

 

 

Berita Terbaru