Presiden Jokowi Berharap Pelaku Peledakan Bom di Samarinda Dihukum Seberat-beratnya

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 November 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 36.396 Kali
Seskab Pramono Anung berbincang dengan wartawan, di ruang kerjanya lantai II Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Senin (14/11) siang. (Foto: JAY/Humas)

Seskab Pramono Anung berbincang dengan wartawan, di ruang kerjanya lantai II Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Senin (14/11) siang. (Foto: JAY/Humas)

Terkait dengan aksi peledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) pagi,Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Polri dan juga aparat penegak hukum untuk mengambil langkah tegas bagi siapapun pelakunya, apakah ini pelaku tunggal atau ada aktror di belakangnya.

“Kami mendapatkan kabar bahwa hari ini ada yang meninggal dunia, Intan Marbun yang baru berusia 3 tahun, dan anak ini tentunya sama sekali tidak tahu kenapa harus menanggung akibat itu. Padahal anak ini sedang bermain-main di depan gereja,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan, di ruang kerjanya lantai II Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Senin (14/11) siang.

Mengutip Presiden Jokowi, Seskab menegaskan,  bagi siapapun pelakunya, baik itu tunggal atau kelompok harus diambil langkah tegas dengan harus dihukum seberat-beratnya. “Langkah tegas dengan harus dihukum seberat-beratnya,” tegas Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.

Diakui Seskab, bahwa terduga pelaku yang berhasil ditangkap adalah pelaku yang bukan (jeda), sudah ditahan dan sudah tersangkut pada bom Puspitek, Serpong. pada waktu itu dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Tentunya, bagi pelaku yang seperti ini, lanjut Seskab, hukumannya juga harus semakin berat karena kalau tidak dia akan mengulangi lagi, mengulangi lagi, mengulangi lagi dan merasa tidak pernah bersalah,.

“Kenyataannya dia masih melakukan dan untuk itu harus ada langkah tegas terhadap yang bersangkutan. Kalau dilihat memang pola, cara, dan secara terbuka, apalagi ini dalam waktu yang orang bisa melihat dia secara terang benderang. Ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan melakukan dengan penuh kesadaran,” kata Pramono.

Deradikalisasi

Lebih lanjut Seskab Pramono Anung mengemukakan, ada dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu proses deradikalisasi tetap harus dilakukan. Bahwa program ini tidak seratus persen berhasil, Seskab mengakui,  kenyataannya yang terjadi di Samarinda kemarin.

Tapi ia menegaskan, banyak juga yang berhasil (program derekalisasi, maksudnya), bahkan para pelaku-pelaku yang dulunya dianggap sebagai guru itu akhirnya mereka ikut dalam program deradikalisasi dengan membawa pengaruh yang prositif bagi umatnya.

“Nah sekali lagi, yang pertama program deradikalisasi tetap harus dilakukan dan ini merupakan pekerjaan bai BNPT. Tetapi yang kedua, penegakkan hukum juga sangat penting,” tutur Pramono.

Saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan adanya jaringan dari pelaku aksi teror bom itu, Seskab mengemukakan, kalau dilihat pelakunya, ini orang lama. “Pelakunya orang lama.

Jaringan pasti tidak jaringan tunggal. Jaringannya pasti jaringan lama. Dan kalau melihat begitu demonstratifnya melakukan pada siang hari tanpa perlindungan apa-apa, kemudian dengan gampang ditangkap masyarakat, ini menunjukan bahwa memang dia menyiapkan diri untuk menjadi martir,” papar Pramono.

Terkait para korban dari aksi terorisme di Samarainda itu, Seskab menjamin bahwa pemerintah pasti akan memberikan perhatian pada para korban. (FID/JAY/ES)

 

 

 

 

 

Berita Terbaru