Presiden Jokowi: Hubungan RI – Afghanistan Berjalan Baik Selama 62 Tahun

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 April 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 32.061 Kali
Presiden Jokowi berbincang akrab dengan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani sebelum pertemuan bilateral kedua negara, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4) sore. (Foto: Rahmat/Humas)

Presiden Jokowi berbincang akrab dengan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani sebelum pertemuan bilateral kedua negara, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4) sore. (Foto: Rahmat/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, Afghanistan merupakan salah satu negara yang lebih awal mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia (RI). Afghanistan juga berperan penting dan aktif dalam mensukseskan Konferensi Asia-Afrika (KAA), yang digelar di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955.

“Hubungan ini telah berjalan dengan baik dan bersahabat selama 62 tahun. Saya yakin kunjungan Yang Mulia (Presiden Republik Islam Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, red)  ini akan dapat digunakan untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pertemuan bilateral delegasi pemerintah RI dengan delegasi pemerintah Afghanistan, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4) sore.

Kerja sama itu, lanjut Presiden Jokowi, terutama kerja sama pembangunan perdamaian, kerja sama pengembangan kapasitas, dan kerja sama di bidang perdagangan.

Sementara Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani dalam sambutannya mengatakan, merupakan sebuah kehormatan bagi dirinya berada di Indonesia.

“Indonesia adalah simbol dari harapan. Indonesia adalah simbol keberhasilan dan kisah dari pemimpin yang baik dan kisah yang baik dalam kepemimpinan politik, budaya, dan global,” kata Ashraf Ghani.

Presiden Afghanistan itu mengemukakan, bahwa Indonesia memberikan tempat yang spesial di hatinya. Terlebih sudah 62 tahun kedua negara menjalin hubungan, dan ini baru pertama kali Presiden Afghanistan berkunjung ke Indonesia.

“Saya sejak remaja telah mengetahui budaya Indonesia. Indonesia budaya,” pungkas Ashraf Ghani. (FID/RAH/ES)

Berita Terbaru