Presiden Jokowi: Keadaan Tidak Normal, Butuh Perubahan Kebijakan Yang Cepat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 Juli 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 34.422 Kali
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada penutupan Rapimnas Partai Golkar, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7) malam. (Foto: Kris/Setpres)

Presiden Jokowi memberikan sambutan pada penutupan Rapimnas Partai Golkar, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7) malam. (Foto: Kris/Setpres)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dunia sekarang ini baru sulit, ekonomi global sekarang ini juga sedang sulit dan tumbuh terus merosot ke bawah. Juga geopolitik kalau dilihat, perang di Timur Tengah yang menyebabkan pengungsi-pengungsi berbondong-bondong, berjuta-juta orang menuju ke Eropa, ke Uni Eropa. Terorisme juga setiap hari hampir di semua negara. Selalu ada kejadian-kejadian bom bunuh diri, bom di mana-mana.

“Inilah fakta-fakta dan realita yang harus kita hadapi dalam sebuah kondisi ekonomi dunia yang sulit juga dibarengi drngan geopolitik yang juga tidak mendukung,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (28/7) malam.

Menurut Presiden Jokowi, semua negara mengalami kesulitan ekonomi itu, tidak ada satu negara pun yang lolos dari kesulitan tekanan ekonomi global. Ada yang turun 1 persen, ada yang turun 2 persen pertumbuhan ekonominya, ada yang turun sudah sampai minus 3, ada yang mendekati minus 7, ada yang Presiden jatuh karena ekonominya sudah minus, ada pemerintahan yang gagal sehingga terjadi penjarahan karena juga sama, ekonomi sudah minus.

“Itulah kesulitan-kesulitan yang ada dan tekanan ekonomi seperti itu juga menekan negara kita Indonesia. Ini adalah sebuah keadaan yang tidak normal,” tutur Presiden.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden Jokowi, harus kita selesaikan dengan cara-cara yang tidak biasa. Tidak mungkin lagi tekanan-tekanan ekonomi seperti ini dilakukan dengan cara-cara yang biasa, dengan bekerja yang normal-normal saja, tidak akan mungkin kita bisa keluar dari situasi-situasi yang sulit itu.

“Sekarang dibutuhkan kecepatan untuk memutuskan, sekarang dibutuhkan perubahan-perubahan kebijakan yang cepat sehingga di lapangan kalau ada perubahan-perubahan itu cepat bisa kita antisipasi,” tegas Presiden.

Menurut Presiden, kondisi stabilitas keamanan sangat-sangat diperlukan oleh negara kita. Kondisi stabilitas politik juga sangat-sangat dibutuhkan oleh negara kita Indonesia.

Pada kesempatan itu Presiden Jokowi juga mengemukakan, banyak investor, banyak pengusaha yang sekarang ini meyakini, memberikan kepercayaan bahwa stabilitas politik kita dianggap sangat baik. Menurut Presiden, ini patut kita syukuri.

Karena itu, Presiden meminta agar setiap kebijakan-kebijakan yang memerlukan kecepatan itu ada back up, ada dukungan dari partai-partai sehingga perubahan-perubahan yang ada bisa kita lakukan secara cepat.

“Saya berikan contoh kemarin misalnya, seperti Undang-Undang Tax Amnesty. Itu kalau lepas saja dari bulan Juni, momentum kita sudah hilang. Momentumnya sudah akan hilang. Oleh sebab itu, saya memberikan apresiasi, memberikan penghargaan dukungan partai-partai yang ada di fraksi-fraksi yang ada di DPR begitu sangat cepatnya menyelesaikan Undang-Undang Tax Amnesty itu,” kata Presiden seraya menyebutkan, kalau momentumnya sudah lepas, sulit lagi kita mengejar karena memang ekonomi betul-betul sekarang ini sangat sulit untuk diprediksi.

Penutupan Rapimnas Partai Golkar itu dihadiri oleh Presiden RI ketiga BJ Habibie, Presiden RI kelima Megawati Sukarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin, serta Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto selaku tuan rumah, serta tokoh-tokoh partai politik baik dari Partai Golkar dan partai politik lainnya.  (DNA/BPMI/ES)

 

 

Berita Terbaru