Presiden Jokowi: Kesatuan dan Sentralitas ASEAN Jangan Jadi Mantra Kosong

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 November 2022
Kategori: Berita
Dibaca: 841 Kali

Presiden Jokowi pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat (11/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menggarisbawahi pentingnya upaya maksimal negara ASEAN untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN. ASEAN saat ini menghadapi dua tantangan yang sangat berat yaitu tantangan eksternal bagaimana ASEAN menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam, dan tantangan internal yaitu bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar.

“Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat, Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong,” tegas Presiden saat menyampaikan pengantarnya pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat (11/11/2022).

Presiden Jokowi menegaskan, para pemimpin ASEAN harus memaknainya secara konkrit karena kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN. Ada tiga poin penting yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sesi pleno tersebut.

Pertama, Presiden Jokowi mendorong untuk menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya. Piagam ASEAN harus menjadi pegangan untuk bergerak maju, oleh karenanya, Piagam ASEAN harus diterapkan dalam satu keutuhan dan tidak tebang pilih.

“Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar. Jika ASEAN gagal ambil langkah maka kredibilitas ASEAN dipertaruhkan,” jelas Presiden Jokowi.

Kedua, Presiden Jokowi mendorong penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Menurut Presiden, dalam 20 tahun ke depan, tantangan yang kita hadapi akan semakin berat. Hal tersebut harus dijadikan momentum untuk berbenah dan perkuat institusi dan kapasitas ASEAN.

“Kita harus tetapkan ASEAN 2045 yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. ASEAN harus mampu merespons dinamika ini agar tetap relevan. Saya harap Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) dapat menyampaikan rekomendasi mengenai ASEAN 2045 dan penguatan institusi ASEAN,” ucap Presiden Jokowi.

Hal ketiga menurut Presiden adalah perkuat peran ASEAN dalam mewujudkan kawasan yang tangguh. Ketangguhan ASEAN akan dinilai dari cara ASEAN membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, hingga stabilitas keuangan kawasan.

“Konsep kerja sama dalam bidang-bidang tersebut harus jelas dan terus diperkuat. ASEAN harus menjadi agenda-setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut,” kata Presiden.

Di akhir pengantarnya, Presiden Jokowi mengajak pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan.

“Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth,” pungkas Presiden Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (BPMI SETPRES/AIT/UN)

Berita Terbaru