Presiden Jokowi: Kita Harus Bersahabat dengan Lingkungan dan Alam

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Februari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 685 Kali

Presiden Jokowi memberikan keterangan sambil menunjukkan tanaman Vetiver usai meninjau bibit di Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (15/2). (Foto: Humas/Agung).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada semua untuk bersahabat dengan lingkungan dan alam.

“Kita ini harus bersahabat dengan lingkungan. Kita harus bersahabat dengan alam,” ujar Presiden Jokowi usai meninjau bibit di Kebun Bibit Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (15/2).

Menurut Presiden, di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ada Waduk Gajah Mungkur yang sudah dibangun sejak tahun 1982 dengan sedimen masuk ke dalamnya sebanyak 3,2 juta meter kubik per tahun.

Untuk itu, Presiden menyampaikan setiap tahun sedimen tersebut dikeruk, tetapi muncul lagi karena hulunya enggak pernah diurus.

“Ini yang mau kita urus. Tinggal nanti pohon-pohon ini, Sengon-sengon empat bulan kita bagi-bagi kepada masyarakat. Ini juga Sengon dibagi kepada masyarakat,” tambahnya.

Tanaman tersebut, menurut Presiden, dari sisi ekonominya dapat, tapi nanti dari fungsi-fungsi lingkungan dan untuk merawat air yang ada di hulu juga bisa meskipun yang lain juga ada pohon.

“Tadi buah-buah durian ada, Sirsak ada, kelengkeng ada. Tapi yang paling penting ini, barang ini, ini, Vetiver. Jadi kombinasi antara sengon, antara albasia dengan Vetiver,” ujar Kepala Negara

Penempatan tanaman Vetiver, menurut Presiden, penting jika ditanam di tempat-tempat yang curam, tempat yang mudah longsor, di hulu yang fungsinya untuk mengikat tanahnya.

“Kemarin sudah diminta oleh Gubernur Jawa Barat 50 juta vetiver karena di sana banyak longsor. Saya enggak tahu tadi Pak Gubernur Provinsi Jawa Tengah mau minta berapa atau mau buat sendiri lebih baik,” sambungnya.

Yang penting, lanjut Presiden, dirinya sudah menekankan kepada Balai DAS, Kementerian Kehutanan, maupun Kementerian PUPR agar memperbaiki hulu sungai sehingga tidak perlu melakukan pengerukan sungai setiap tahun.

“Kita sudah tahu kok titiknya berapa di catchment area yang mana, semuanya kelihatan. Ya ini yang ditanam,” tutur Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam kegiatan kali ini Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Mensesneg Pratikno, dan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (EN)

Berita Terbaru