Presiden Jokowi: Kita Tidak Dapat Biarkan Negara Besar Mengatur Stabilitas Wilayah Sekitar ASEAN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 September 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 33.804 Kali
Presiden Jokowi pada dalam sidang pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-28 yang diselenggarakan di National Convention Center (NCC), Vientienne, Laos, Selasa (6/9) sore. (Foto: Setpres/Laily)

Presiden Jokowi mengikuti sidang pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-28, di National Convention Center (NCC), Vientiane, Laos, Selasa (6/9) sore. (Foto: Setpres/Laily)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, bahwa stabilitas kawasan telah menjadi kebanggaan ASEAN selama ini. Namun, saat ini ASEAN juga menyaksikan dinamika di kawasan yang terus memerlukan perhatian negara-negara anggotanya.

“Kita tidak dapat membiarkan instabilitas terjadi di wilayah sekitar kita. Kita tidak dapat membiarkan negara-negara besar mengatur dan menentukan nasib keamanan dan stabilitas wilayah sekitar kita,” kata Presiden Jokowi pada sidang pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-28 yang diselenggarakan di National Convention Center (NCC), Vientiane, Laos, Selasa (6/9) sore.

Oleh karena itu, Presiden berharap kepada negara-negara ASEAN agar dapat menjaga semangat untuk tetap menjaga stabilitas kawasan. “Untuk itu, semangat kerja sama guna menjaga rumah kita harus terus kita teguhkan,” ujarnya.

Dalam acara yang dihadiri para pemimpin negara-negara ASEAN itu, Presiden Jokowi mengemukakan bahwa negara-negara di dunia memiliki harapan tinggi bagi masyarakat ASEAN yang tahun depan akan berusia 50 tahun, sebagai sebuah kawasan yang bermukim di dalamnya sebanyak lebih dari 600 juta jiwa, diperlukan suatu kawasan yang tangguh.

Namun Presiden Jokowi mengingatkan tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, peran ASEAN sebagai kontributor penting untuk keamanan dan stabilitas kawasan akan sirna. “Jika hal tersebut terjadi, maka masa depan ASEAN akan suram,” ujarnya.

Kisah Sukses ASEAN
Dalam sidang tersebut Presiden Jokowi juga membangkitkan semangat negara-negara anggota ASEAN. Ia menyebutkan, perekonomian ASEAN merupakan sebuah kisah sukses tersendiri.

“GDP ASEAN selama dua tahun berturut-turut tumbuh secara positif, yaitu 4,7 persen. Pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, Uni Eropa, dan Amerika Serikat,” ungkap Presiden.

Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara ASEAN untuk selalu memperkuat kerja sama ekonomi negara-negara kawasan.

Ia menyebutkan, setidaknya terdapat tiga hal yang harus dipastikan oleh masyarakat ASEAN.

“Pertama, memastikan kerja sama ekonomi yang dapat dinikmati oleh masyarakat ASEAN secara merata. Kesenjangan pembangunan antara negara anggota ASEAN harus semakin diperkecil,” tegas Presiden.

Kedua, Presiden meminta ASEAN untuk memastikan keterlibatan dan kemajuan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) melalui pengembangan teknologi dan inovasi serta perluasan akses keuangan dan pasar.

“Jika rakyat ASEAN tidak merasakan manfaat keberadaan ASEAN, maka akan sulit bagi ASEAN untuk tumbuh berkembang secara berkelanjutan,” lanjut Presiden.

Terakhir, Presiden Joko Widodo juga meminta ASEAN untuk menjadi organisasi yang memiliki kepedulian terhadap masyarakatnya. Presiden berpendapat bahwa pekerja migran ASEAN merupakan representasi nyata dari masyarakat ASEAN yang harus dilindungi.

“ASEAN harus memastikan bahwa hak-hak pekerja dan keluarganya dilindungi dengan baik,” tegas Presiden. (EN/ES)

Berita Terbaru