Presiden Jokowi: Lebih Baik Bank Internasional Ada di Indonesia Daripada Nasabah Kita Lari Keluar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 15 Maret 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 21.560 Kali
Presiden Jokowi menyalami para pimpinan bank umum nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3) pagi. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi menyalami para pimpinan bank umum nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3) pagi. (Foto: OJI/Humas)

Dalam kesempatan bertemu dengan para pimpinan industri perbankan nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengingatkan bahwa di industri jasa keuangan, kenyataannya adalah sekarang dunia sudah sepenuhnya terbuka. Ia menambahkan bahwa orang bisa ambil kredit dan buka tabungan di mana saja.

“Dengan era seperti ini. ambil kredit bisa di mana saja, ambil tabungan bisa dimana saja, dan sangat mudah sekarang,” kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3) siang.

Karena itu, Presiden menegaskan bahwa tidak punya pilihan dan harus terbuka, termasuk persaingan dengan bank-bank internasional yang masuk dan ada di Indonesia sehingga semua harus siap.

Namun demikian, menurut Presiden Jokowi, lebih baik bank internasional ini ada di Indonesia daripada nasabah yang lari keluar. “Pilihannya hanya itu dengan keterbukaan yan seperti sekarang ini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Presiden berpesan kepada bank-bank nasional agar berhati-hati, hati-hati dengan semakin sengit (persaingan), dan dalam beberapa tahun ke depan juga akan semakin sengit lagi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyampaikan, bahwa dirinya mendapat laporan ada salah satu bank terbesar di dunia yang tahun lalu suntik modal ke anak perusahaannya di Indonesia. Presiden tidak menjelaskan berapa nilai suntikan modalnya. Namun sekitar 10 tahun yang lalu, lanjut Presiden, bank internasional itu beli salah satu bank skala menengah di Indonesia. Kemudian tahun lalu, tambah Presiden, bank itu merger dengan anak perusahaannya sehingga menjadi bank yang lebih besar.

“Dengan merger itu dia masuk ke 15 besar bank di Indonesia. Seperti ini  akan tambah, akan tambah, akan tambah,” terang Presiden seraya menambahkan, hal itu tidak apa-apa karena itu adalah kepercayaan internasional kepada  Indonesia yang sekarang ini sedang meningkat pesat.

Presiden lantas menyampaikan, setahun yang lalu yang namanya S & P (Standard and Poor’s) mengembalikan peringkat layak investasi atau investment grade kepada Indonesia. Kemudian, lanjut Presiden, disusul Fitch Ratings Desember lalu juga meningkatkan lagi peringkat Indonesia dari BBB-, menjadi BBB.

“Ini sebuah kepercayaan,” ujar Presiden seraya menambahkan, dua minggu yang lalu ada lagi majalah US News and World Report di Amerika, melakukan survei internasional negara mana yang paling menarik, bukan yang terbaik ya tapi yang paling menarik untuk investasi.

“Indonesia berada pada ranking nomor 2 di dunia. Nomor 2 yang paling menarik,” sambung Presiden seraya menambahkan, dari 21.000 responden yang disurvei yang dilakukan majalah tersebut, 6.000 responden di antaranya merupakan eksekutif pengambil keputusan. Merekalah yang menilai Indonesia yang paling menarik, meski bukan yang terbaik.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Ketua Dewan OJK Wimboh Santoso, serta perwakilan pelaku industri perbankan di Indonesia. (FID/OJI/ES)

Berita Terbaru