Presiden Jokowi Minta Pembuatan Kanal Bersekat Dikembangkan Di Daerah Rawan Kebakaran Hutan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Oktober 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 28.780 Kali
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri meninjau pembuatan kanal dan embung, di Kab. Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (31/10) siang

Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri meninjau pembuatan kanal dan embung, di Kab. Pulang Pisau, Kalteng, Sabtu (31/10) siang

Seusai mengunjungi sekolah “kelas aman asap” di Sekolah Dasar Negeri 8, Pahandut, Palangkaraya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana bersama rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (31/10) siang, untuk meninjau proyek pembuatan kanal bersekat (blocking kanal) di lahan hutan gambut.

Memasuki Pulang Pisau, Presiden dan rombongan disambut dengan turunnya hujan, sehingga membuat udara terasa lebih bersih. Presiden Jokowi dan rombongan langsung menuju ke Posko Pembuatan Blocking Kanal dalam penanggulangan bahaya asap.

“Kanal ini dibuat 1 bulan lalu tanggal 26 September. 1 bulan lalu saya kesini lahan gambut ini terbakar, dulu nggak ada air. Untuk itu makanya lahan gambut mudah terbakar. Sekarang ada kanal-kanal bersekat ini, kita bangun sampai sana, tembusnya ke sungai Kahayan, makanya air ini selalu ada,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan.

Dengan air selalu ada, lanjut Presiden, akan merembes digambut dan kanan kirinya. Itu yang menyebabkan lahan gambut ini tidak mudah terbakar lagi. Presiden menilai, di situ air sudah aman, dikerjakan selama 1 bulan dan sudah kelihatan, sistemnya kelihatan, sekatnya kelihatan, dan embungnya disana juga sudah kelihatan. Tampungan air juga sudah dibuat di semua lokasi yang rawan kebakaran.

Presiden Jokowi meminta agar pembuatan kanal dan embung itu dibuat di semua kabupaten dan semua propinsi. “Kanal ini akan dibuat terus tidak akan berhenti. Hujan pun akan terus jalan akan dibuat di semua provinsi yang rawan kebakaran, terutama yang lahan gambut,” paparnya.

Selain kanal, menurut Presiden Jokowi, ia minta soal pencegahan. Kalau apinya baru satu daerah itu harus segera dipadamkan di kabupaten, tidak harus menunggu 2, 3, 4. “Itu harus cepat kalau sudah 5, sudah 10 itu sudah provinsi harus cepet padamin. Itu tugasnya daerah itu. Kalau apinya sudah sulit, baru pusat,” katanya.

Yang terakhir, Presiden Jokowi mengingatkan pentingnya penegakan hukum yang harus terus dilakukan dimana telah dilakukan penetapan tersangka baik institusi mau perorangan sebanyak 254 kemudian meningkat menjadi 270.

Sebelumnya sekitar sebulan lalu, Presiden Jokowi pernah mengunjungi wilayah itu ketika kabut asap masih sangat pekat. Wilayah itu kemudian dikembangkan sebagai proyek percontohan penanganan kebakaran lahan dan hutan dengan cara pembuatan kanal bersekat.

Dalam proyek itu kanal primer yang dibangun sepanjang 300 m di 28 titik dengan 1,5 m lebar dan kedalaman 3 m. Sedangkan kanal sekunder sepanjang 7 km dengan posisi kanan dan kiri jalan berukuran lebar 4 m dan kedalaman 6 m. Sementara kanal tersier antar embung dibuat sepanjang 7 km dengan lebar 1 m dan kedalaman 1 m.

Sedangkan embung besar berukuran 20x30x6 m di 2 titik dan embung kecil berukuran 10x10x3 m di 28 titik. Fungsi embung tersebut sebagai tempat penampungan air sehingga kanal tidak kering saat kemarau. Material untuk blocking yakni pasir dan tanah.

Mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana dalam kunjungan tersebut antara lain Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko PMK Puan Maharani, Mendikbud Anies Baswedan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Kepala BNPB Willem Rampangilei.

Seusai berkunjung ke Pulang Pisau, Presiden Jokowi dan rombongan langsung menuju ke Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta dengan pesawat kepresidenan.

(SKT/OJI/ES)

Berita Terbaru