Presiden Jokowi Minta Sumsel Konsentrasi ke Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Maret 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.964 Kali
Gubernur Sumsel Alex Noerdin (baju putih) mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/3) sore. (Foto: JAY/Humas)

Gubernur Sumsel Alex Noerdin (baju putih) mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/3) sore. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembangunan di Sumatera Selatan (Sumsel) berkonsentrasi pada infrastruktur transportasi, dengan memperlancar konektivitas antar wilayah maupun antar daerah di Provinsi Sumatera Selatan, mulai dari jalan tol, jalur kereta api, maupun kereta ringan atau light rail train (LRT).

“Karena  ini dibutuhkan untuk menopang pergerakan ekonomi di Sumatera Selatan, dan juga diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Asian Games tahun 2018,” kata Presiden Jokowi dalam pengantarnya pada Rapat Terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Sumatera Selatan, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/3) sore.

Presiden juga minta dilakukan percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api dan kemungkinan pengembangan di Tanjung Carat. Pengembangan kawasan ekonomi ini, diyakini Presiden akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, sekaligus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan yang tahun 2016 bisa tumbuh 5,03%, atau sedikit di atas rata-rata nasional.

Kawasan Ekonomi Khusus ini, lanjut Presiden, juga bisa dikembangkan untuk menampung minat investasi sektor industri pengolahan, mulai dari petrochemical sampai dengan crude refinery, maupun pengembangan investasi di industri otomotif, elektronik, manufaktur, dan yang lain-lainnya.

Sementara terkait  industri pengolahan, walaupun memiliki kontribusi yang semakin besar di dalam perekonomian Sumatera Selatan, menurut Presiden Jokowi, penguatan produktivitas sektor pertanian dan peningkatan nilai tukar petani juga harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Berdasarkan data yang dimilikinya, menurut Presiden, nilai tukar petani selalu berada di bawah indeks 100 dan berkecenderungan menurun. Dengan demikian, kenaikan harga produk pertanian yang diterima petani lebih rendah dibandingkan kenaikan harga barang yang dikonsumsi petani.

“Ini artinya kita harus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Selatan,” pungkas Presiden.

Rapat Terbatas itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nila F. Moloek, Menristek Dikti M. Nasir, Menkominfo Rudiantara, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. (DNA/SM/FID/ES)

Berita Terbaru