Presiden Jokowi: Negara Lain Belajar Bagaimana Indonesia Mengelola Kerukunan, Kemajemukan, dan Kebinekaan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 14.181 Kali
Pesan Presiden Jokowi dalam acara Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/7). (Foto: Humas/Jay)

Pesan Presiden Jokowi dalam acara Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/7). (Foto: Humas/Jay)

Indonesia adalah negara besar. Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Negara Indonesia memiliki 17.000 pulau, 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah, 516 kabupaten dan kota serta 34 provinsi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Silaturahim Nasional Majelis Tafsir Al-Qur’an ke-III di Stadion Manahan Solo, Minggu (17/9), dengan mengusung tema “Merajut Kebhinekaan, Memperteguh NKRI” Silatnas MTA ke-III yang 100.000 peserta dari seluruh Indonesia.

“Betapa negara ini adalah negara yang sangat besar, bermacam-macam majemuk sukunya bermacam-macam agamanya berbeda-beda ini sudah menjadi takdir Allah, sudah menjadi hukum Allah, inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita bangsa Indonesia,” tutur Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga berpesan untuk menjaga persaudaraan, ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathoniah kita, dan ukhuwah bassariah karena Indonesia adalah negara besar. Presiden Afghanistan, Dr Ashraf Ghani, cerita Presiden Jokowi, pernah berpesan untuk menjaga negara Indonesia.

“Presiden Jokowi, hati-hati negaramu, hati-hati negaramu, di Afghanistan itu hanya ada 7 suku, hanya ada 7 suku, negaramu memiliki 714 suku, di Afganistan ada suku Pashtun, suku Haszara, suku Path Tajik, suku Dahar Aynak, suku Uzbek, suku Kaiman, suku Aimak, 7 suku, kurang lebih 30 tahun yang lalu 2 suku bertikai, bersengketa,” tutur Presiden saat menceritakan pesan Presiden Ashraf Gani.

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan betapa penting merawat negara bersama-sama, berbeda suku, berbeda agama, tetapi tetap satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia menambahkan bahwa para pemimpin dunia ini sedang melihat Indonesia, pun halnya pemimpin negara-negara yang berpenduduk muslim untuk belajar bagaimana merawat kerukunan, keragaman, kemajemukan dan kebinekaan.

“Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Inilah yang ingin kita tunjukkan. Saya bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim saya sampaikan hal yang sama, saya bertemu dengan Emir Uni Emirates Arab juga saya sampaikan hal yang sama supaya negara lain tahu, supaya dunia tahu, bahwa negara ini adalah negara besar,” tambah Presiden.

Sementara itu, Pimpinan Pusat Majelis Tafsir Alquran (MTA), Ustaz Drs. Ahmad Sukina menyampaikan bahwa lembaga yang dipimpinnya telah memiliki 64 cabang dan perwakilan baru dengan total seluruh Indonesia sebanyak 604.

MTA, lanjut Ahmad, merupakan lembaga dakwah yang didirikan oleh almarhum Ustaz Abdullah Taufik Saputra pada tanggal 19 September 1972. Ia menyampaikan bahwa sebagai lembaga dakwah yang mempelajari Alquran, MTA dalam kegiatannya tidak berpolitik praktis dan juga bukanlah bawahan dari suatu partai politik dan tidak akan menjadi partai politik.

“Selain dakwah, bidang lain yang dikembangkan oleh MTA antara lain bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sebagai bagian dari pengamalan mengaji, MTA juga banyak berkecimpung dalam kegiatannya sosial diantaranya donor darah rutin, penerjunan Tim SAR dalam berbagai bencana,” tambah Ahmad.

Di akhir laporannya, Ahmad Sukina juga menyampaikan bahwa MTA aktif dalam kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sangkuriang yang digelar oleh Kodim Soloraya bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat.

“Pendengar pengajian MTA tidak hanya berasal dari Tanah Air, sebab telah tumbuh kelompok-kelompok pengajian di luar negeri diantaranya Korea, Jepang, Amerika, Abu Dhabi, dan Malaysia yang melaksanakan pengajian baik secara online maupun offline,” pungkas Ahmad akhiri laporannya.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Mensesneg Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.(AGG/JAY/EN)

Berita Terbaru