Presiden Jokowi Perintahkan Kementerian, Lembaga, dan Pemda Sukseskan Sensus Penduduk 2020
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan pada seluruh kementerian dan lembaga, termasuk di dalamnya Pemerintah daerah (pemda) beserta seluruh pihak untuk memberikan dukungan penuh dalam menyukseskan kegiatan sensus penduduk 2020 ini.
“Kunci utama kesuksesan sensus penduduk tahun ini, 2020, adalah partisipasi dari seluruh elemen bangsa. Hajatan besar ini harus didukung oleh semua pihak,” Presiden Jokowi saat memberikan arahan pada acara Pencanangan Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020, di Istana Negara, Jumat (24/1) siang.
Untuk itu, Presiden mengajak untuk berpartisipasi di dalam sensus penduduk 2020 ini, baik pada sensus penduduk online dari tanggal 15 Februari sampai 31 Maret 2020, maupun sensus penduduk wawancara, yaitu tanggal 1 sampai 31 Juli 2020.
Ibu Kota Baru
Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa urusan penduduk di Indonesia terkait dengan pemerataan. Karena dari 267 juta, sambung Presiden, itu 56% itu ada di Jawa. 56 persen data yang saya miliki. Artinya kurang lebih berapa, 149 juta ada di Jawa, sehingga daya dukung Jawa ini sebetulnya sudah enggak mampu,” ujar Presiden.
Untuk itu, menurut Presiden, karena magnetnya itu ada di sini, di Jakarta, perlu digeser magnet tersebut ke ibu kota yang baru, agar ada pemerataan penduduk dan ekonomi. Menurut Presiden, karena PDB ekonomi juga sama, PDB ekonomi itu di Jawa 58% ada di Jawa, 58% ada di Jawa. ”Pulau Jawa ini kan salah satu dari 17.000 pulau yang kita miliki, masak semuanya pengen di sini semua. Tapi saya juga enggak tahu apakah nanti pindah pada mau. Kalau saya sih saya paksa,” tambah Presiden.
Kepala Negara menyampaikan bahwa nanti tidak ada ibu kota seluruh dunia seperti ini karena diferensiasinya ada di situ. “Semuanya energi baru terbarukan. Transportasi massal semuanya electric, electric vehicle, autonomous vehicle. Kendaraan pribadi juga autonomous, juga electric,” tutur Kepala Negara seraya menambahkan bahwa nanti akan ada banyak yang berjalan kaki dan bersepeda serta tidak ada banjir dan macet.
Hal paling penting, menurut Presiden, yang ingin dibangun adalah sebuah peradaban baru yang dilihat dari penggunaan transportasi massal sebanyak-banyaknya, tapi memakai elektrik dan autonomous, pun halnya kendaraan pribadi juga electric vehicle dan autonomous.
”Tetapi kita pindah ke sana itu bukan ingin pindah gedung, ingin pindah lokasi bukan itu. yang paling penting adalah bagaimana kita membangun sebuah sistem, pindah pola kerja, pindah sistem kerja, pindah kultur kerja karena ke depan persaingan akan semakin berat. Negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat,” tutur Presiden di akhir arahan.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara kali ini Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, dan Kepala BPS Suhariyanto. (FID/EN)