Presiden Jokowi: ‘Startup’ Jangan Dicekik Dengan Aturan Berlebihan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.672 Kali
Presiden Jokowi memasuki Ballroon Ritz Carlton Hotel, Jakarta, untuk membuka Indonesia Digital Byte (IDByte) 2017, di Ritz Carlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Kamis (28/9) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Jokowi memasuki ruang acara untuk membuka Indonesia Digital Byte (IDByte) 2017, di Ritz Carlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Kamis (28/9) pagi. (Foto: JAY/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan,  pemerintah harus memberikan keleluasaan untuk eksperimentasi. Presiden mengingatkan, inovasi memerlukan eksperimen. Hal-hal yang baru harus dicoba. Karena itu,  startu p tidak boleh atau jangan dicekik dengan regulasi-regulasi yang berlebihan.

“ Ini sudah saya sampaikan kepada menteri-menteri. Sekali lagi start up tidak boleh dan jangan dicekik dengan aturan-aturan dan regulasi-regulasi yang berlebihan,” kata Presiden Jokowi saat membuka acara Indonesia Digital Byte (IDByte) 2017, di Ritz Carlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Kamis (28/9) pagi.

Ini juga satu alasan, menurut Presiden, kenapa deregulasi itu penting untuk mengurangi tumpang tindihnya aturan, yaitu persyaratan yang menghambat cara-cara baru, yang menghambat pola-pola baru.

Presiden juga mengingatkan, bahwa yang namanya eksperimen-eksperimen itu pasti ada yang gagal dan ada yang enggak berhasil, berarti harus mentoleransi banyak kegagalan. “Enggak apa-apa. Jangan malu, jangan menyerah karena start up yang gagal juga jangan dikejar-kejar,” tuturnya.

Terhadap perusahaan-perusahaan yang berbentuk PT atau perseroan terbatas, lanjut Presiden, artinya kewajiban atau risikonya sebatas modal yang sudah dituangkan dalam PT itu.

“Jangan dibawa ke pribadi, para pendiri startup. Di dunia digital jatuh enggak apa-apa, yang penting bangkit lagi, jatuh bangkit lagi, itulah kenyataan di dunia digital,” pesan Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar perusahaan berbasis digital di Indonesia membikin sebuah jasa atau produk yang benar-benar lokal, yang menganut ciri khas lokal Indonesia. Ia mengambil contoh, misalnya ada ecommerce start up, yang jualan rujak online dan laku sekali. Sampai ordernya dari seluruh dunia masuk semuanya.

Atau, lanjut Presiden, kita bantu untuk mengindonesiakan produk internasional seperti Amazon, seperti Microsoft, seperti Alibaba, seperti Lazada, seperti Tokopedia. Dimana Alibaba akhirnya berinvestasi dengan membeli saham di Lazada, membeli saham di Tokopedia.

“Sekali lagi, negara kita negara besar merupakan pasar yang besar, lokal itu juga pasarnya besar. Nanti dengan berlalunya waktu, dengan terus berkembangnya perusahaan-perusahaan e-commerce kita, pasti kita akan juga regional dan ujungnya pasti akan go-global. Memang tahapan-tahapannya seperti itu” tutur Kepala Negara.

Pembukaan acara Indonesia Digital Byte (IDByte) 2017 itu, dihadiri oleh Mensesneg Pratikno, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Duta Besar Swedia, dan praktisi digital di Indonesia. (RMI/JAY/ES)

Berita Terbaru