Presiden: Kita Jangan Hanya Jadi Pasar, Ekonomi Digital Harus Ciptakan Lapangan Kerja

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Februari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.360 Kali

Presiden didampingi para menteri berbicang pada acara Indonesia Digital Economy Summit 2020, Kamis (17/2), di Ballroom 2 & 3, Ritz Carlton Pacific Place, Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Humas/Rahmat)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa jangan sampai Indonesia ini hanya menjadi pasar maupun cuma jadi penonton atas kemajuan ekonomi digital.

”Ekonomi digital juga harus menciptakan lapangan kerja, harus. Ekonomi digital juga harus mendorong ekspor, harus. Ekonomi digital juga harus meningkatkan devisa, harus,” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan Keynote Speech pada Indonesia Digital Economy Summit 2020, Kamis (17/2), di Ballroom 2 & 3, Ritz Carlton Pacific Place, Provinsi DKI Jakarta.

Lebih lanjut, Presiden berharap ekonomi digital selanjutnya bisa menurunkan defisit neraca perdagangan dan menurunkan defisit transaksi berjalan Ia menambahkan juga penting sekali agar perkembangan ekonomi digital harus memicu pemasaran produk-produk dalam negeri.

”Pemasaran produk-produk usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah penting sekali ini, saya sampaikan. Artinya, ekonomi digital kita harus mendorong produksi dalam negeri ini laku, terjual. Jangan barang impor yang dipasang di marketplace kita,” tambahnya.

Kepala Negara juga menyampaikan bahwa semua harus bekerja keras untuk menjadi produsen sehingga memberikan dampak yang luas dan positif kepada masyarakat.

”Saya melihat semakin banyak inisiatif startup, banyak sekali, dan cukup banyak inisiatif kewirausahaan kita, bisnis kita, kewirausahaan sosial yang berbasis teknologi digital saya lihat juga banyak. Inilah kekuatan-kekuatan yang harus kita himpun terus,” imbuh Presiden.

Selain peningkatan kuantitas dan skalanya, Presiden juga menekankan bahwa ekonomi digital harus memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat, menaikkan kelas usaha mikro, usaha kecil, memasarkan produk-produk unggulan dengan kualitas yang baik ke pasar-pasar dunia dan ke pasar ekspor, serta membuka lapangan kerja baru.

”Produk digital juga harus berkontribusi memecahkan persoalan-persoalan krusial di masyarakat, misalnya meningkatkan akses pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu dan terpencil,” tutur Presiden ke-7 RI.

Menurut Presiden, Digital Ekonomi juga harus menyediakan pendanaan untuk usaha-usaha mikro dan usaha kecil termasuk di antaranya crowdfunding untuk bantuan sosial.

Untuk itu, Presiden menegaskan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras memperbaiki ekosistem ekonomi digital, mempermudah sumber pendanaan, mentoring, mempermudah ekosistem kerja sama dengan lembaga-lembaga investasi dunia serta regulasi dan birokrasi yang kondusif.

”Tadi pagi kita telah melakukan pertemuan dengan Microsoft juga, yang berkaitan dengan data center, saya sampaikan kepada beliau-beliau akan saya selesaikan dalam waktu tidak lebih dari 1 minggu apa yang diinginkan untuk regulasinya,” urai Presiden.

Ibu Kota Negara baru

Dalam kesempatan tersebut, Presiden ingin mengajak para hadirin, pelaku, dan inovator ikut andil dalam Indonesia digital growth story, untuk ikut menjadi bagian dari sejarah pertumbuhan digital ekonomi di Indonesia.

”Dan peluangnya sangat terbuka lebar, termasuk di dalamnya nanti dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.

Karena dengan ibu kota baru ini, Presiden menyampaikan bahwa semangatnya bukan hanya pindah lokasi, pindah gedung, bukan itu tetapi ingin pindah cara kerja, ingin meng-install sistem, serta pindah budaya kerja sehingga sistem baru yang ingin diikuti lebih cepat dan efisien.

”Kita ingin membangun sebuah basis ekonomi baru yang berbasis iptek dan inovasi, termasuk pindah dari analog ke sepenuhnya digital,” ungkap Presiden.

Program ini, menurut Presiden, adalah program besar yang akan mendorong lompatan kemajuan Indonesia, lompatan dari mayoritas analog ke sepenuhnya digital, begitu pun dengan cara kerja pemerintahan yang juga bertransformasi ke digital.

”Ini selalu saya sampaikan kepada Menteri-menteri, termasuk mindset dan kulturnya yang berlogika digital. Harus semuanya ini pindah, pola pikir, kultur, semuanya harus berlogika digital. Oleh sebab itu, saya mengundang para hadirin di sini dan industri teknologi dunia untuk mengambil peran dalam transformasi ini,” sambungnya.

Di akhir sambutan, Presiden menegaskan bahwa Ibu kota negara baru adalah ibu kota yang hijau, tidak banjir dan tidak macet karena dimulai dengan tata ruang yang baik dengan slogan Green City, Smart City, and Compact City.

”Banyak pedestrian, orang berjalan kaki, banyak orang bersepeda, mobil harus elektrik, dan pada lompatan berikut autonomous. Penggunaan energi yang baru terbarukan,” pungkas Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Seskab Pramono Anung, Mendikbud Nadiem Makariem, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menkominfo Jhonny G. Plate. (FID/EN)

Berita Terbaru