Presiden: Praja TNI-Polri Harus Ikut Partisipasi dan Belajar Selesaikan Krisis di Masa Pandemi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 14 Juli 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.166 Kali

Presiden saat menyaksikan penandatanganan berita acara pelantikan Praja TNI-Polri, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (14/7). (Foto: Humas/Ibrahim)

Para Perwira Remaja Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) harus ikut berpartisipasi dan belajar menyelesaikan krisis saat pandemi Covid-19 serta memperkokoh kebersamaan berlandaskan Pancasila untuk meraih lompatan kemajuan.

Pesan tersebut diungkapkan Presiden Jokowi saat melantik Praja TNI-Polri, yang diikuti pula secara virtual, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (14/7).

Lebih lanjut Presiden sampaikan bahwa semua harus dapat mengambil makna dari pandemi Covid-19 saat ini yang melanda 215 negara di dunia. Ia menambahkan bahwa memang Indonesia menghadapi masalah kesehatan dan ekonomi yang sangat pelik, seperti juga halnya 215 negara di dunia mengalami hal yang sama.

“Namun sebagai bangsa pejuang kita tidak boleh menyerah, kita bukan hanya harus mampu mengatasi permasalahan akibat pandemi tetapi kita harus memanfaatkan pandemi ini untuk memperkokoh kekuatan bangsa dan melakukan lompatan-lompatan kemajuan,” tutur Presiden.

Krisis akibat pandemi Covid-19, menurut Presiden, dapat memperkokoh kepedulian dan kegotongroyongan,  memperkokoh persatuan dan kebersamaan, mempercepat upaya untuk memperbaiki cara kerja, serta mempercepat pengembangan teknologi dan industri.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Lebih lanjut, Presiden berpesan bahwa sebagai pengawal masa depan Praja TNI-Polri harus cakap membaca tantangan dan peluang ke depan karena dunia berubah dengan begitu cepat, disrupsi terjadi di semua sektor kehidupan dan revolusi industri jilid ke-4 semakin mendorong perubahan super cepat tersebut.

“Dunia juga akan diwarnai oleh hiperkompetisi oleh persaingan yang ketat, antar negara bersaing untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk dalam indutrialisasi,” ungkap Presiden.

Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa teknologi militer juga berkembang dengan cepat bahkan yang terkini telah memanfaatkan kecerdasan buatan, augmented reality, dan teknologi siber telah jauh berkembang.

“Tantangan kejahatan yang dihadapi oleh perwira kepolisian juga sangat berat, kejahatan menggunakan teknologi canggih dan kejahatan siber yang lintas negara juga memerlukan kemampuan antisipasi dan mitigasi yang lebih baik,” tuturnya.

Untuk itu, Presiden minta Praja TNI-Polri harus mengikuti dan mengejar perkembangan zaman, harus menjadi bagian dari kualitas SDM Indonesia hebat serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang lincah dan inovatif dalam menghadapi perubahan dengan karakter kebangsaan kokoh penjaga NKRI dan penjaga Pancasila yang sejati.

“Saudara harus memegang teguh kode etik dan jati diri sebagai perwira TNI dan Polri, junjung tinggi kehormatan dan kecintaan sebagai perwira TNI dan Polri, memelihara kekompakan dan persatuan, dan berikan pelayanan yang terbaik kepada bangsa negara dan rakyat kita,” jelas Presiden.

Turut hadir Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Idham Azis. (MAY/EN)

Berita Terbaru