Presiden SBY Akan Minta Jokowi Lanjutkan Bali Democracy Forum

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Oktober 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 33.955 Kali
Presiden SBY bersama PM Timor Leste Xanana Gusmao, Presiden Filipina Benigno Aquiono III, dan Sultan Hasanah Bolkiah di acara BDF VII

Presiden SBY bersama PM Timor Leste Xanana Gusmao, Presiden Filipina Benigno Aquiono III, dan Sultan Hasanah Bolkiah di acara BDF VII

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan akan menyampaikan kepada penggantinya, Presiden Terpilih Joko Widodo untuk melanjutkan penyelenggaraan Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) yang saat ini sudah memasuki tahun ketujuh.

“Nanti saya akan menyampaikan kepada Bapak Joko Widodo, presiden kami, agar tradisi yang penting ini bisa dilanjutkan,” kata Presiden SBY pada jumpa pers yang digelar seusai membuka BDF VII di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10). Pernyataan ini sekaligus menjawab keraguan tentang kelangsungan acara yang telah diselenggarakan sejak 2008 itu.

Menurut Presiden SBY, BDF berguna bagi siapapun karena forum ini saling belajar, saling berbagi, dan saling menimba pengalaman. Ia menyebutkan, negara-negara lain yang hadir bisa menimba pengalaman Indonesia termasuk urusan sistem Pemilihan Kepala Daerah, sementara Indonesia bisa belajar membandingkan dan menimba pengalaman dari negara-negara lain.

“Ini yang membedakan barangkali BDF dengan forum demokrasi di tempat-temapat yang lain,” ungkap Presiden SBY.
Presiden menekankan, kita harus sering bicara bahwa demokrasi atau politik dan pembangunan ekonomi sama pentingnya. “Tidak boleh memilih salah satu, ekonomi saja atau politik saja, dua-duanya diperlukan tidak harus bertentangan satu sama lain,” tuturnya.

Berbicara tentang demokrasi, lanjut SBY, BDF juga selalu mengingatkan bahwa tidak ada satu model dari demokrasi, tidak ada satu model pun yang mesti dianut apa adanya oleh bangsa-bangsa sedunia yang menganut sistem demokrasi.

Ia mengingatkan, tentu ada nilai-nilai universal yang harus ada dimana-mana, apapun bentuk pilihan atau model demokrasi itu. Ada yang universal tetapi juga ada yang lokal, sangat bergantung kepada budaya, sejarah dan prakterk demokrasi yang dianut oleh bangsa atau negara itu.

“Intinya demokrasi itu yang penting adalah kedaulatan ada di tangan, rakyatlah yang berdaulat dan pilihan atau model demokrasi seperti apapun selalu ada kelebihan dan kekurangannya, plus dan minusnya,” tutur Presiden SBY.

Terkait dengan demokrasi itu, Presiden SBY mengingatkan, mendengarkan dan memenuhi harapan serta aspirasi rakyat itu menjadi kewajiban seorang pemimpin tapi pemimpin itu sendiri juga harus bisa berkomunikasi dengan rakyatnya, meyakinkan rakyatnya, mendidik rakyatnya bahwa perbaikan dan perubahan atas sesuatu itu perlu dilakukan. (Humas Setkab/ES)

Berita Terbaru