Presiden Tekankan Pentingnya Strategi Intervensi Berbasis Lokal Terus Dijalankan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Agustus 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.081 Kali

Presiden saat memberikan arahan mengenai Percepatan Penanganan Covid-19, Selasa (11/8) di Kodam III Siliwangi, Provinsi Jawa Barat.(Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya strategi intervensi berbasis lokal yang selama ini telah dikerjakan oleh Provinsi Jawa Barat agar diteruskan karena scope dalam wilayah merupakan hal penting.

”PSBB tingkat desa, PSBB tingkat kampung saya kira melokalisasi Covid-19 di dalam scope kecil ini akan lebih memudahkan kita dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan. Sehingga tidak satu sisi tidak mengganggu wilayah yang besar, yang di sisi yang lainnya juga dari sisi ekonomi kita tidak terganggu banyak,” tutur Presiden saat memberikan arahan mengenai Percepatan Penanganan Covid-19, Selasa (11/8) di Kodam III Siliwangi, Provinsi Jawa Barat.

Menghadapi manajemen krisis ini, Presiden mengharapkan dari Pangdam dan Polda beserta seluruh jajarannya juga mem-back up, terutama dalam kedisiplinan terhadap protokol kesehatan, utamanya lagi penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan, dan tidak berada dalam kerumunan jumlah banyak. Kepala Negara menyampaikan bahwa pilihan menggunakan masker diutamakan daripada lockdown, PSBB meski banyak masyarakat yang belum menggunakannya.

”Kita harapkan di sini saya sudah menyampaikan dalam dua minggu ini dibantu oleh TNI-Polri, Gugus Tugas Daerah, betul-betul urusan masker ini kita kerjakan secara all out dan masif. Jadi tolong permintaan untuk masker disampaikan kepada Ketua Komite, ke Ketua Satgas sehingga benar-benar urusan yang berkaitan dengan masker ini bisa kita selesaikan karena akan menyelesaikan banyak hal berkaitan dengan Covid-19,” kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan bahwa untuk membuka sebuah wilayah dengan kondisi yang ada jangan sampai langsung dibuka. Ia meminta ada tahapan-tahapan prakondisi, kemudian memilih waktu timing.

”Yang kedua timing, kapan itu dibuka, karena jangan sampai dengan kita menyampaikan masuk ke new normal dianggap kita ini sudah enggak ada masalah. Ini yang harus diingatkan kepada masyarakat. Jadi timing membuka itu penting sekali,” katanya.

Kemudian, Presiden mengingatkan bahwa prioritas sektor itu betul-betul harus dilihat, sektor mana yang dibuka terlebih dahulu sehingga tidak langsung semuanya dibuka. ”Tahapan-tahapan itu mesti dilakukan, sektor yang risikonya rendah itu didahulukan, sektor yang risikonya tingggi tolong direm untuk diberikan di bagian belakang saja,” imbuh Presiden.

Sebelumnya, Presiden menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Gubernur beserta seluruh jajaran Forkopimda, Bupati, dan Wali Kota, seluruh jajaran Gugus Tugas, dokter dan perawat, seluruh tokoh masyarakat, relawan, dan tentu saja TNI dan Polri yang telah bekerja keras tak kenal waktu dengan penuh dedikasi dalam pengendalian Covid-19 di Provinsi Jawa Barat.

Lebih lanjut, Presiden juga mengingatkan bahwa 215 negara di dunia telah terpapar oleh Covid-19 dan sampai hari ini 19,7 juta penduduk dunia terinfeksi Covid-19 dan 728 ribu meninggal karena Covid-19. Di Indonesia sendiri, Presiden sampaikan bahwa sampai hari ini positif Covid-19 ada 127 ribu dan yang sembuh sebanyak 82 ribu sehingga total 127 ribu, sembuh 82 ribu, dan meninggal 5.700 jiwa.

”Ini patut kita syukuri dan tadi sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur mengenai kondisi yang ada di  Jawa Barat rata-rata semuanya sudah pada posisi warna kuning dan hijau. Dan saya harapkan ini terus dipertahankan, dikendalikan. Syukur yang kuning bisa dilarikan semuanya ke hijau. Tetapi sekali lagi ancaman Covid-19 ini belum selesai sampai nanti yang namanya vaksin itu bisa divaksinasikan kepada seluruh rakyat di tanah air ini,” jelas Presiden.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Seskab Pramono Anung, Menkes Terawan Agus Putranto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala BNPB Doni Monardo. (TGH/EN)

Berita Terbaru