Progres Sudah 25 Persen, Jembatan Layang Maros – Bone Segmen I Ditargetkan Selesai Desember 2017

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Oktober 2016
Kategori: Nusantara
Dibaca: 17.030 Kali
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau perkembangan pembangunan jembatan layang Maros-Bone, Sulsesl, Minggu (30/10)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau perkembangan pembangunan jembatan layang Maros-Bone, Sulsesl, Minggu (30/10)

Pembangunan jalan layang segmen pertama Maros – Bone, Sulawesi Selatan, saat ini progresnya sudah mencapai 25 persen. Pembangunan jembatan sepanjang 316 meter ini ditargetkan selesai sesuai jadwal pada Desember 2017.

“Mudah-mudahan bisa diselesaikan Desember 2017, sekarang progresnya sudah 25 persen, masih on schedule,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek jalan layang tersebut di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (30/10).

Meskipun saat ini masih terdapat sejumlah kendala dalam proyek tersebut seperti pembebasan lahan dan isu lingkungan terkait kawasan hutan lindung yang dekat dengan lokasi proyek, Menteri PUPR terus mendorong agar semuanya dapat diatasi sesuai jadwal.

“Walaupun ada sedikit perubahan-perubahan desain, ada lahan yang belum dibebaskan, ada kawasan hutan yang harus kordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi teman-teman di lapangan masih bisa tetap bekerja, insha Allah tahun 2017 bisa kita selesaikan,” tegas Basuki.

Menteri PUPR menjelaskan, proyek jalan layang segmen pertama tersebut merupakan salah satu paket dari lima kegiatan Kementerian PUPR untuk memperlancar jalur penghubung Maros-Bone yang dikontrakkan. “Ini baru fase 1 atau paket pertama dari 5 paket keseluruhan yang direncanakan untuk membuat kelancaran di kelok Maros,” tuturnya.

Empat paket kontraktual lainnya yang akan menyusul , menurut Basuki,adalah pembangunan jembatan Pattunuang, pembangunan Oprit dan jalan pendekat, pelebaran jalan dari 5 m ke 7 m serta bahu jalan 2 m, dan pemasangan Box Culvert sepanjang 22 m

Basuki berharap jalan layang yang mengadopsi konsep jalan kelok sembilan Sumatra Barat itu mampu memangkas durasi perjalanan darat yang melalui jalur lintas tengah Sulsel dan juga berpotensi menjadi jalur wisata karena melintasi kawasan hutan lindung Geopark Karst Maros. “Jalan layang ini untuk memperbaiki geometri jalan yang ada dengan tujuan untuk memperlancar kegiatan ekonomi antara Maros-Bone,” ujarnya.

Pembangunan jalan layang Maros-Bone tahap pertama ini dibangun dengan anggaran multiyears atau tahun jamak sebesar Rp 167,6 miliar yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2015-2017 dengan kontraktor WIKA-HUTAMA-KSO.

Turut hadir mendampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungan tersebut antara lain Inspektur Jenderal Kementerian PUPR, Rildo Ananda Anwar, Plt. Kepala Pusat Bendungan  Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Agus Suprapto, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional  (BBPJN) VI Makassar Bastian S. Sihombing, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jeneberang Agus Setiawan.  (BKP Kementerian PUPR/ES)

 

Nusantara Terbaru