Puncak Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72: Expose Nasional Monitoring dan Adaptasi Perubahan Iklim 2022, 30 Maret 2022
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Presiden kelima Republik Indonesia Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri;
Yang saya hormati pimpinan lembaga-lembaga negara;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala BMKG dan seluruh jajaran, kepala badan dan lembaga pemerintahan, para gubernur, bupati, dan wali kota yang saya hormati;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Saat ini, kita berhadapan dengan fenomena perubahan iklim yang semakin nyata. Terjadi peningkatan suhu udara, suhu muka air laut semakin menghangat, terjadi laju kenaikan muka laut yang membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Cuaca dan iklim ekstrem juga akan makin sering terjadi dan berisiko.
Sebagai negara agraris dan kepulauan, Indonesia makin tidak diuntungkan dari dampak perubahan iklim ini. Frekuensi, intensitas, dan durasi bencana geohidrometeorologi akan makin meningkat. Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman semakin menurun, dan ini akan mengancam ketahanan pangan di negara kita.
Karena itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, yang ingin saya tekankan. Pertama, perhatikan dengan serius, dengan sangat serius, informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan BMKG dan instansi terkait lainnya. Kemudian, formulasikan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat, serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Yang kedua, kembangkan sistem peringatan dini yang andal di seluruh daerah dengan menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika secara cepat dan akurat, yang sangat dibutuhkan untuk menyusun mitigasi yang andal dan terukur. Manfaatkan artificial intelligence, big data, dan metode asimilasi in situ, technology high performance computing, dan lakukan inovasi teknologi rekayasa sosial dan cara-cara kreatif untuk membangun kesadaran, membangun ketangguhan, membangun partisipasi masyarakat.
Ketiga, tumbuhkan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Lakukan edukasi, literasi, dan advokasi berkelanjutan. Kapasitas dan ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus terus ditingkatkan, agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana.
Petani dan nelayan sebagai kelompok rentan terhadap dampak perubahan iklim harus kita berikan pemahaman. Kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan beradaptasi pada perubahan iklim, tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk menjaga ketahanan pangan kita.
Kelima, perkuat kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Bangun ketangguhan dengan melibatkan berbagai pihak, kolaborasi lintas kementerian/lembaga, kolaborasi dengan swasta dan organisasi sosial, dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim ini.
Terakhir, saya ingin ingatkan bahwa pada bulan Mei yang akan datang, Indonesia akan menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction ke-7. Saya berharap forum dunia ini kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk menunjukkan pada dunia bahwa negara kita adalah salah satu center of knowledge terbaik dalam pengurangan risiko kebencanaan, termasuk dalam mitigasi multi bencana geohidrometeorologi.
Dan itu saja yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Selamat Hari Meteorologi Dunia ke-72 kepada seluruh insan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Tingkatkan kontribusi BMKG untuk keselamatan masyarakat dan kemajuan bangsa.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.