Punya Bonus Demografi, Presiden Jokowi Dorong PKK Jadi Pemandu Pembentukan SDM Unggul

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Oktober 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 14.472 Kali
Presiden Jokowi saat menghadiri Puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 dan Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2017, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (2/10) malam. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi saat menghadiri Puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 dan Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2017, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (2/10) malam. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, bahwa di tahun 2020-2025 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Artinya, penduduk dengan usia produktif ini akan sangat besar kurang lebih 65-70%. Banyak anak-anak muda yang sangat produktif yang akan hidup di tahun 2020-2030.

“Artinya apa, kita memiliki sebuah kesempatan karena ada sebuah usia produktif sehingga bisa menggerakkan ekonomi yang ada di negara Indonesia,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 dan Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2017, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (2/10) malam.

Namun Kepala Negara mengingatkan, bahwa jumlah penduduk yang besar itu, bonus demografi itu ibarat pedang bermata dua. Bisa berkah bisa mendatangkan masalah. Di satu sisi adalah berkah itu kalau kita bisa  menagmbil manfaatkan sehingga SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada pada kurun waktu itu menjadi sebuah kekuatan yang besar bagi bangsa ini, karena di era persaingan dan kompetisi sengit seperti ini SDM menjadi kunci. Bagaimana menyiapkannya, enurut Kepala Negara, hanya ada waktu sekarang ini 10-15 tahun ini untuk menyiapkan SDM itu, dan ini menjadi kewajiban semuanya.

Bisa menjadikan ini sebuah masalah, lanjut Kepala Negara, apabila kita lalai tidak menyiapkan kualitas SDM yang ada. Ia menyebutkan, masalah ada kesempatan kerja tapi tidak bisa masuk karena tidak mempunyai kualifikasi di situ sehingga menganggur. “Kalau 1, 2, 3 enggak apa, apa kalau sudah puluhan juta ini menjadi masalah. Inilah problem ke depan yang perlu saya sampaikan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Presiden menyampaikan, bahwa orangtua harus lebih fokus memberikan prioritas untuk pembangunan SDM ke depan ini. Ia menekankan, bahwa SDM menjadi penentu. Bukan sumber daya alam tetapi sumber daya manusia kuncinya di situ.

Dengan cara apa, menurut Presiden Jokowi, menyiapkan sejak awal dan dini anak-anak, memberikan perlindungan pada anak-anak bisa tumbuh kembang dengan baik tanpa kekerasan baik fisik maupun verbal, juga peningkatan kualitas hidup anak-anak dengan peningkatan gizinya, akses kesehatannya maupun pendidikan, sehingga jumlah anak yang stunting atau kurang gizi hilang berkurang.

Presiden juga mengingatkan mengenai pentingnya peningkatan karakter mental anak-anak agar menjadi anak dengan mental petarung, mental pemenang. Berani menghadapi masalah berani berkompetisi, berani bertarung dengan SDM-SDM dari negara lain, karena nanti duniai ini batasnya, sudah tidak ada. “Kita ke sana,  ke negara lain, meraka juga bisa ke sini, sudah sulit kita cegah,” ujarnya.

Kepala Negara mengingatkan, bahwa kesadaran kita akan kompetisi global kompetisi dunia harus sudah dimiliki. Oleh sebab itu sekali lagi hal yang berkaitan dengan gizi anak, pendidikan anak, kesehatan anak betul-betul harus diperhatikan.

“Disinilah, peran keluarga menjadi sangat penting sekali karena anak-anak tumbuh, belajar, anak kita berkembang,” tutur Kepala Negara.

Usia Emas

Presiden Jokowi juga mengingatkan, bahwa umur emas itu berada pada umur 1-12 tahun. Bagaimana kita mendidik anak-anak kita pada umur 1-12 tahun, kata Presiden, menjadi kunci. Karena itu, Presiden mengingatkan, hati-hati di umur ini, karena baik dan tidaknya negara kita ke depan berada pada umur 1-12 tahun ini.

“Sehingga namanya balita penting yang namanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) penting, yang namanya TK penting, yang namanya SD ini perlu mendapat perhatian,” ucap Presiden Jokowi.

Menurut Kepala Negara, karakter-karakter anak berada pada posisi emas itu pada umur 1-12 tahun. Begitu keliru pada usia ini, ya sudah lepas kesempatan itu. Karena itu, Kepala Negara mengingatkan, bahwa  keluarga adalah tiang negeri negeri ini menjadi negeri yang kuat negeri, yang hebat tidak lepas dari peran keluarga keluarga yang ada di negara kita.

Untuk itu, Presiden mengajak seluruh kader PKK di seluruh tanah air baik yang ada di desa-desa, di kawasan perkotaan, di daerah-daerah terpencil untuk terus membangun memperkuat negara kita. Ia meminta agar kader-kader PKK harus bisa menjadi pemandu jalan, mengajak, merangkul serta menggerakkan ibu-ibu mengambil bagian dalam rangka upaya pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

“Gerakan kembali hidup sehat di keluarga ini penting sekali. Jaga ibu-ibu hamil tidak tercukupi kebutuhan gizinya, cegah anak-anak kita dari stunting, dan saya sudah menugaskan Menteri Kesehatan untuk keliling ke seluruh penjuru Indonesia membagikan tambahan gizi biskuit khusus untuk ibu-ibu hamil dan menyusui,” terang Presiden Jokowi.

Presiden berharap para kader PKK juga ikut mengajak ibu-ibu di bidang kesehatan untuk melakukan deteksi dini pada kanker serviks, dan juga yang berkaitan dengan program Indonesia sehat. “Program kartu Indonesia sehat dan Indonesia pintar karena ini adalah sebuah pondasi sebuah basic bagi anak-anak kita dalam rangka menyiapkan mereka menjadi SDM SDM yang unggul,” tuturnya.

Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkes Nila F Moeloek, Menkop dan UKM IGN Puspayoga, dan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. (RAH/JAY/ES)

 

Berita Terbaru