Punya Sejarah Panjang, Wapres: Indonesia dan Afrika Terus Bekerja Sama

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 April 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 16.198 Kali
Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menlu Retno Marsudi meninjau stand pameran Indonesia-Afrika Forum 2018, di Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (10/4) pagi. (Foto: Dit. Infomed Kemlu).

Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menlu Retno Marsudi meninjau stand pameran Indonesia-Afrika Forum 2018, di Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (10/4) pagi. (Foto: Dit. Infomed Kemlu).

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengemukakan, bahwa Indonesia bersama Afrika memiliki sejarah panjang yang dimulai dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung, 1955. Semangat kerja sama Indonesia-Afrika terus berlanjut yang ditandai dengan peringatan 50 tahun dan 60 tahun KAA pada tahun 2005 dan 2015.

“Indonesia dan Afrika selanjutnya terus bekerja sama memajukan kerja sama ekonomi. Indonesia juga melihat Afrika sebagai mitra strategis dalam kebijakan luar negeri,” kata Wapres saat membuka secara resmi penyelenggaraan pertama Indonesia-Africa Forum 2018 (IAF 2018) di Nusa Dua Convention Centre, Bali, Selasa (10/4) pagi.

Wapres mengumpamakan negara-negara Afrika seperti Wakanda dalam film Black Panther, yang memiliki potensi dan sumber daya yang belum tergali dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat internasional.

Seperti halnya Afrika, menurut Wapres Jusuf Kalla, Indonesia sebagai perekonomian yang berkembang di Asia, terbesar di Asia Tenggara, sekaligus anggota G-20, tengah mengembangkan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Wapres Jusuf Kalla juga mendorong kelanjutan program Kerja Sama Selatan-selatan dan Triangular (KSST) Indonesia-Afrika yang dapat menggali potensi kerja sama ekonomi di masa mendatang.

Ia menyebutkan, nilai perdagangan Indonesia-Afrika terus meningkat. Terakhir pada tahun 2017, nilai perdagangan Indonesia-Afrika meningkat 15% dibanding tahun sebelumnya.

Wapres meyakini, nilai perdagangan tersebut masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh mengingat negara-negara Afrika masih membutuhkan barang-barang ekspor Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kendaraan bermotor, dan alat transportasi masal, selain yang sudah ada seperti Indomie.

“Upaya tersebut perlu didukung dengan kerja sama kebijakan ekspor, konektivitas, trade egreement, dan peningkatan infrastruktur,” ujar Wapres.

Sebelum secara resmi membuka IAF 2018, Wapres Jusuf Kalla berpesan agar kerja keras terus dilanjutkan, dan kesepakatan kerja sama yang telah dibuat bersama harus ditindaklanjuti demi kesejahteraan bersama Indonesia-Afrika.

“Mari kita bergandengan tangan dalam memperkuat hubungan Indonesia-Afrika dan secara bersama mewujudkan dunia yang adil dan sejahtera,” pungkas Wapres.

Wujud Komitmen

Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam laporannya mengatakan, Indonesia-Afrika Forum adalah perwujudan komitmen Indonesia dan negara-negara Afrika untuk maju dan sejahtera bersama, serta menjadi forum pertama, dimana Afrika dan Indonesia dapat bertemu dan bahas  kerja sama konkret yang libatkan berbagai pemangku kepentingan.

Menlu berharap kegiatan IAF ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk dapat menggali lebih banyak lagi potensi-potensi kerja sama menguntungkan bagi Indonesia-Afrika untuk kemakmuran bersama. “This time for Africa,” tegas Menlu RI.

Kegiatan IAF 2018 dengan tema “Developing Sustainable Economic and Investment Cooperation” ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta termasuk 240 delegasi dari 46 negara Afrika, Organisasi Internasional dan Development Partners.

Sementara dari Indonesia, sekitar 200 orang hadir baik dari Pemerintahan, swasta, maupun pelaku bisnis. Dalam pembukaan IAF 2018 turut hadir Menko Kemaritiman, Menteri Perdagangan, dan Menteri Luar Negeri.

Nilai Perdagangan RI-Afrika pada tahun 2017, dengan nilai ekspor 4,86 miliar dollar AS, dan impor 3,97 miliar dollar AS. Dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia 887,28 juta dollar AS serta tren yang meningkat 15,25% dari tahun 2016.

Komoditas utama ekspor RI ke Afrika, antara lain, minyak sawit, makanan dan minuman olahan, sabun, kertas, garmen, kendaraan bermotor dan suku cadangnya. Sementara itu, komoditas utama impor RI dari Afrika: minyak bumi, kapas, biji kakao, bubur kayu, dan bahan kimia bagi pupuk dan industri. (Dit. Infomed Kemlu/ES)

Berita Terbaru