PVMBG: Gempa di Situbondo Disebabkan Oleh Aktivitas Sesar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 11 Oktober 2018
Kategori: Nusantara
Dibaca: 3.680 Kali

Gempa SitubondoPusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa gempa yang mengguncang 61 km sebelah timurlaut Situbindo, Jawa Timur hari ini, Kamis (11/10) pukul 01:44 WIB tidak menyebabkan terjadinya gelombang tsunami, karena energi yang dikeluarkan tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya gelombang tsunami.

“Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melaporkan telah terjadi gempa 61 km sebelah timurlaut Situbindo, Jawa Timur dengan kekuatan M 6,4 (yang kemudian direvisi jadi 6,3) pada kedalaman 10 km. Pusat gempa bumi berada di laut, di perairan utara Situbondo, Jawa Timur,” kata Kepala PVMBG, Kasbani, dalam siaran persnya Kamis (11/10) pagi.

Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya yang dangkal, menurut Kasbani, gempa bumi ini di sebabkan oleh aktivitas sesar di lokasi tersebut yang mempunyai barat-barat laut – timur-tenggara dengan mekanisme sesar naik.

Kepala PVMBG itu menjelaskan, secara geologis daerah sekitar gempa umumnya disusun oleh batuan vulkanik berumur Tersier hingga Kuarter. Guncangan gempa bumi, lanjut Kasbani, akan terasa lebih kuat di daerah yang disusun oleh batuan gunungapi berumur Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan kuat karena bersifat urai dan mengamplifikasi guncangan gempa bumi.

Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi ini dirasakan di Situbondo, Sumenep dan Denpasar dengan intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) serta di Karangkates, Gianyar, Lombok Barat, Mataram, dan Pandaan sebesar III MMI.

Kasbani meminta masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

“Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil,” terang Kasbani. (Humas Kementerian ESDM/ES)

 

Nusantara Terbaru