Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) 2025 serta Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 10 Desember 2024
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 454 Kali

Sambutan Presiden Republik Indonesia

pada Penyerahan Secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan

Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) 2025 serta

Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0

di Istana Negara, Provinsi Daerah Khusus Jakarta

Selasa, 10 Desember 2024

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua,

Syalom,

Om swastiastu,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden, para pimpinan lembaga negara yang hadir: Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, Ketua BPK, Ketua MK, Ketua MA, Ketua Komisi Yudisial, para Menteri Koordinator, Para Menteri Kabinet Merah Putih, Kepala Badan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Ketua KPK, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, para Gubernur yang saya hormati, dan para hadirin undangan yang berbahagia.

Setelah hampir dua bulan Kabinet Merah Putih menjabat, hari ini kita memasuki tahap yang penting dalam pemerintahan kita, yaitu acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2025. Hal ini merupakan simbol dari dimulainya pelaksanaan APBN tahun 2025. Bersamaan dengan itu, kita juga hadir dalam Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0.

Saudara-saudara sekalian,

Kita bertekad untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka kita melanjutkan upaya transformasi bangsa menuju Indonesia menjadi negara maju, negara makmur, Indonesia Emas tahun 2045.

Saudara-saudara sekalian,

Berkali-kali saya ingatkan dan kita semua sadari bahwa kondisi geopolitik dan geoekonomi dunia berada dalam keadaan yang penuh ketidakpastian. Diwarnai oleh ketegangan, peperangan, persaingan ketat antara negara-negara besar.

Saudara-saudara sekalian,

Hal ini mengakibatkan ketidakpastian di bidang ekonomi, bahkan kecenderungan ada perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi-ekonomi negara-negara besar dan blok-blok ekonomi besar. Karena itu, kita patut waspada, tapi patut juga kita bersyukur bahwa kondisi bangsa dan negara kita hari ini berada dalam keadaan yang damai. Janganlah kita pernah menganggap bahwa perdamaian dan stabilitas itu adalah hal yang biasa. Dalam kondisi bangsa sekarang, kawasan yang stabil dan damai merupakan hal yang tidak biasa. Kita lihat tiap hari di negara-negara yang kita anggap lebih kaya dari kita, lebih maju dari kita, lebih menguasai teknologi dari kita, terjadi suatu kondisi yang tidak stabil. Bahkan, negara-negara yang kita anggap lebih maju dari kita, diwarnai oleh upaya darurat militer dan ketegangan-ketegangan lain. Bahkan, kita harus waspada bahwa setiap saat bisa muncul kondisi yang lebih parah dari kondisi sekarang.

Saudara-saudara sekalian,

Karena itu, APBN kita tahun 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, keberlanjutan, dengan kehati-hatian. Kita punya cita-cita yang tinggi, tapi kita harus terus melakukan pengendalian ekonomi secara prudent, hati-hati, dan terencana dengan baik.

Saudara-saudara sekalian,

Belanja negara harus kita lakukan dengan meningkatkan efisiensi, penghematan di semua bidang, mengurangi pemborosan. Kita sekarang dalam rangka kita waspada menghadapi tantangan yang tidak menentu, kita harus ikat sabuk-sabuk kita. Kita harus sekali lagi saya tekankan, hemat, kita harus kurangi kebocoran dari anggaran. Saya bertekad untuk memerangi kebocoran di semua tingkat. Dan saya mohon semua unsur, terutama para pimpinan daerah ikut bersama dengan pemerintah pusat demi kepentingan rakyat. Kita harus jamin setiap rupiah uang rakyat sampai ke rakyat yang memerlukan. Kita tidak boleh lagi toleransi terhadap kebocoran, pengeluaran yang boros, hal-hal yang tidak langsung mengatasi kesulitan rakyat, hal-hal yang tidak produktif.

Saya mengajak seluruh unsur untuk mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang bersifat seremoni, kurangi yang bersifat terlalu banyak kajian, seminar, dan sebagainya. Sekarang saatnya adalah mengatasi masalah langsung.

Saudara-saudara di berbagai tempat, strategi kita adalah pertama, menjamin ketahanan pangan kita. Saya berkeyakinan tidak ada negara yang aman kalau negara itu tidak bisa menjamin makan untuk seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, masalah ketahanan pangan ini menjadi prioritas utama. Dan saya ingin sampaikan disini bahwa saya berterima kasih kepada semua unsur bahwa kita sampai hari ini berhasil mengendalikan inflasi. Dan kita juga berhasil di tahun yang penuh dengan tantangan iklim, yaitu El Nino, dilanjutkan dengan La Nina, kekeringan berkepanjangan, dilanjutkan dengan sekarang hujan yang juga turun secara bertubi-tubi, produksi beras kita membanggakan. Ini adalah akibat kerja keras semua K/L, juga dukungan dari semua pemerintah daerah.

Saudara-saudara, saya tegaskan lagi, kita harus swasembada pangan. Kita harus punya lumbung pangan nasional. Kita harus punya lumbung pangan provinsi. Kita harus punya lumbung pangan kabupaten. Kita harus punya lumbung pangan desa. Ini adalah kearifan bermasyarakat nenek moyang kita ribuan tahun. Kita belajar tiap desa punya lumbung desa, semua suku, semua daerah di nusantara ini. Lumbung desa adalah tradisi nenek moyang kita. Tiap desa harus punya tanah yang diamankan untuk cadangan desa itu. Setiap lereng, setiap bukit, setiap lahan di desa harus kita manfaatkan secara baik. Hanya dengan swasembada ini kita akan aman dan kuat.

Swasembada energi juga merupakan prioritas dari strategi transformasi kita. Kita bersyukur kepada Yang Mahakuasa bahwa kita diberi karunia luar biasa. Mungkin hanya tiga negara di dunia yang sungguh-sungguh dalam waktu yang tidak lama lagi bisa seratus persen swasembada energi. Dan dari tanaman yang merupakan sumber energi terbarukan, hanya tiga negara kemungkinan, Brazil, Kongo, Indonesia. Karena itu, kita harus pandai manfaatkan karunia ini. Kita tidak boleh lengah, kita tidak boleh malas, dan kita tidak boleh mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak produktif.

Saudara-saudara, pemerintah yang saya pimpin bertekad untuk menegakkan hukum. Apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang akan saya jalankan. Semua pelaku ekonomi harus sekarang mematuhi semua ketentuan. Kewajiban kepada negara harus dilaksanakan. Kita harus memerangi penyelundupan. Penyelundupan ini menghancurkan kehidupan puluhan ribu rakyat kita. Saya ulangi, penyelundupan menghancurkan kehidupan puluhan ribu rakyat kita. Kita harus memerangi penyelundupan ke dalam dan ke luar. Kekayaan kita tidak boleh kita biarkan diselundupkan ke luar Indonesia.

Karena itu, selain swasembada energi dan swasembada pangan, saya tegaskan kembali kita harus melaksanakan hilirisasi. Tidak ada tawaran tentang hal ini. Semua komoditas kita akan kita olah di Republik Indonesia, semuanya, saudara-saudara sekalian.

Saudara-saudara sekalian,

Pendidikan dan kesehatan kita tempatkan sebagai prioritas juga. Tadi itu strategi yang akan kita tegakkan dan kita mampu tegakkan. Tetapi kalau saudara perhatikan, alokasi yang terbesar dalam APBN kita adalah pendidikan. Kalau tidak salah ini adalah alokasi terbesar dalam sejarah kita.

Saudara-saudara sekalian,

Banyak negara alokasi pertamanya, alokasi terbesar dalam APBN adalah pertahanan. Demikian Amerika Serikat, demikian India, alokasi terbesar adalah pertahanan. Indonesia alokasi terbesar adalah pendidikan. Demikian kita menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Dan kita yakin melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan inilah jalan keluar sesungguhnya dari kemiskinan. Perlindungan sosial, bantuan sosial, subsidi, menurut pandangan saya adalah langkah-langkah antara, langkah-langkah menuju kebangkitan ekonomi kita melalui hilirisasi. Tapi di ujungnya pendidikan dan kesehatan yang akan membawa rakyat kita keluar dari kemiskinan.

Makan bergizi juga hal yang strategis. Kita selamatkan anak-anak kita, tapi dengan itu kita akan memberdayakan ekonomi pedesaan, ekonomi kecamatan, ekonomi kabupaten, ekonomi provinsi. Puluhan triliun akan beredar di daerah-daerah. Sebagai contoh yang sederhana, dengan dana desa kita gulirkan Rp1 miliar per desa, per tahun. Dengan makan bergizi, desa per tahun, melalui uang makan untuk tiap anak-anak itu beredarnya adalah kurang lebih Rp8 miliar per desa, per tahun. 800 persen meningkat peredaran uang di daerah-daerah. Kita akan balikkan yang uang tersedot ke pusat, ke Jakarta, kita balik uang sekarang akan turun ke desa-desa, ke daerah-daerah.

Saudara-saudara sekalian,

Ternyata fokus kita kepada memerangi kemiskinan dan kelaparan itu menjadi agenda dunia. Jadi waktu saya hadirin di G20, itu tema dunia, memerangi kemiskinan dan kelaparan. Karena itu, subsidi dan perlindungan sosial akan kita perbaiki agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan. Sedang, pemerintah sekarang sedang merumuskan langkah-langkah supaya semua subsidi nanti bisa dirasakan, yang dinikmati adalah golongan rakyat kita yang paling lemah.

Saudara-saudara sekalian,

Dalam rangka kita meningkatkan efisiensi, tentunya ada prioritas. Sehingga tidak semua pengajuan dari daerah atau dari K/L bisa kita penuhi tahun ini. Tetapi saya percaya dengan strategi kita di saat-saat mendatang akan terdapat kemampuan kita untuk menjalankan semua prioritas yang saudara sudah rencanakan.

Saudara-saudara sekalian,

Dalam rangka kita tingkatkan pemerintahan yang bersih, salah satu terobosan adalah melalui digitalisasi. Karena itu, saya ucapkan terima kasih dengan keberhasilan daripada kelompok-kelompok kerja yang selama ini bekerja di bawah koordinasi Ketua Dewan Ekonomi Nasional, yang hari ini menyelenggarakan Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0. Ini adalah upaya untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, kecepatan. Seluruh transaksi, semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah wajib memanfaatkan katalog elektronik versi 6.0 ini mulai 1 Januari 2025. Katalog ini versi 6.0 diharapkan dapat mengurangi 20-30 persen biaya pengadaan, menurunkan biaya administrasi sampai dengan 40-50 persen.

Saudara-saudara sekalian,

Dalam penilaian terhadap ekonomi kita, ada suatu tolok ukur yang disebut ICOR (Incremental Capital Output Ratio). ICOR kita dinilai angkanya 6. ICOR beberapa tetangga kita, ICOR-nya 4 atau 5. Artinya, kita dinilai lebih tidak efisien dari beberapa ekonomi tetangga kita. Bahkan, tidak efisiennya itu dinilai 30 persen. Diharapkan dengan penggunaan e-katalog ini, ketidakefisienan ini dapat kita kurangi. Karena itu, saya ucapkan terima kasih sekali lagi kepada semua unsur. Marilah kita wujudkan pemerintah yang bersih melalui semua upaya. Antara lain dengan pengelolaan manajemen yang baik, leadership yang baik dari semua unsur, dan penggunaan teknologi. Tentunya, di ujungnya kita harus berani tegakkan hukum.

Demikian Saudara-saudara sekalian, hal-hal yang ingin saya sampaikan. Setelah saya pelajari angka-angka, setelah saya mengadakan pertemuan dengan para menteri, juga kemarin saya ikut dalam rapat di Kementerian Dalam Negeri, bicara dengan kalau tidak salah 6.000 pejabat seluruh Indonesia, ternyata kita dapat ambil kesimpulan sebetulnya Indonesia ini ekonomi kita kuat. Tapi bisa lebih kuat lagi, bisa lebih produktif lagi, sangat bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi, sehingga kita bisa gunakan itu untuk menghilangkan kemiskinan, meningkatkan tingkat kemajuan pembangunan kita.

Inflasi yang kurang lebih 1,55 persen, saya kira sangat jarang dalam sejarah dunia, sangat jarang. Dan ini sekali lagi, ini adalah hasil kerja kita semua, hasil bukan pemerintah saya, saya baru, baru berapa, 51 hari menjabat. Berarti pemerintah-pemerintah sebelum ini semua berjasa. Saya mengambil suatu pendapat, falsafah pendekatan sejarah. Pembangunan bangsa tidak 5 tahun, tidak 10 tahun, tidak 20 tahun, pembangunan bangsa itu puluhan tahun. Jadi kita di sini sekarang, kita bisa mencapai ini sekarang, kita akan lebih hebat tinggal landas, karena jasa semua pemimpin sebelum kita, semua yang lukisannya ada di dinding kita ini, saudara-saudara.

Karena itu, kita optimis walaupun kita harus waspada. Karena kita kaya, karena kita besar, kita selalu ada pihak-pihak yang tidak menghendaki kita maju. Ini adalah sejarah manusia, jadi kita waspada. Juga dengan penggunaan teknologi elektronik dan sebagainya, kita juga rawan terhadap gangguan melalui teknologi. Serangan-serangan siber berjalan. Untuk itu, kita harus kerja keras, terutama menghasilkan anak-anak kita yang menguasai teknologi ini, menguasai siber, menguasai artificial intelligence. Karena itu, Saudara-saudara, kita akan fokus kepada pendidikan yang kita sebut STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Ini akan kita kebut walaupun bidang-bidang lain pun akan kita bina juga.

Demikian saudara-saudara, semoga Yang Mahakuasa selalu melindungi bangsa Indonesia dan semoga kita selalu bersyukur dan semoga kita selalu rukun dan bekerja sama demi anak-anak kita, cucu-cucu kita. 

Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada hari ini saya serahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2025 serta Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi, santi, santi om.

Syalom,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan.

Selesai.

Transkrip Pidato Terbaru