Rapat Terbatas melalui Video Conference mengenai Lanjutan Pembahasan Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok, 28 April 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian peserta Ratas yang saya hormati.
Langkah-langkah antisipasi harus kita lakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok bagi rakyat kita. Oleh sebab itu, yang pertama, saya ingin agar dilakukan hitungan yang cepat, asesmen yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah, setiap provinsi. Agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya, semuanya harus kita hitung.
Dan laporan yang saya terima, untuk stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi, kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi, stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi, dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi. Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi tetapi untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih diperkirakan defisit di 31 provinsi.
Yang kedua, pastikan distribusinya baik sehingga daerah yang mengalami defisit kebutuhan pokoknya dapat disuplai melalui distribusi dari daerah yang surplus. Oleh sebab itu, transportasi distribusi pangan antarprovinsi, antarwilayah, antarpulau tidak boleh terganggu. Saya akan cek terus ini, karena dengan penerapan PSBB dari beberapa provinsi, beberapa kabupaten/kota memang saya mendengar ada 1-2 yang sudah mulai terganggu, terutama yang berkaitan dengan transportasi pesawat. Karena yang namanya pesawat kalau yang jalan hanya kargonya saja penumpangnya tidak, tentu saja hitung-hitungannya akan sangat sulit. Karena sebetulnya kargo itu mengikuti pesawat yang berpenumpang. Ini tolong betul-betul kita exercise sehingga sekali lagi jangan sampai distribusi bahan pokok, bahan-bahan yang penting itu terganggu, karena sekali lagi kita adalah negara kepulauan.
Kemudian yang ketiga, manajemen pengelolaan beras. Ini khusus soal beras, manajemen pengelolaan beras di dalam negeri menjadi kunci penting bagi antisipasi dan mitigasi dari krisis pangan yang beberapa bulan ini disampaikan oleh FAO. Oleh sebab itu, sekali lagi kalkulasi secara detail, hitung betul secara detail mengenai ketersediaan stok. Tentu saja dengan memperhitungkan stok di masyarakat, stok di penggilingan, stok di gudang, dan stok di Bulog. Dan kita berharap puncak panen raya di bulan April ini produksi beras kita, kemarin saya mendapatkan laporan bisa mencapai 5,62 juta ton, ini sangat bagus. Dan saya juga meminta Bulog untuk tetap membeli gabah petani dengan insentif harga yang layak, dengan fleksibilitas yang memadai.
Dan juga tolong dikalkulasi/dihitung kemungkinan terjadinya kemarau panjang di 2020 ini. Walaupun prediksi BMKG tidak ada cuaca yang ekstrem, namun tetap harus diwaspadai terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional kita.
Yang keempat, agar terus produksi pangan agar tetap berjalan normal pastikan juga agar petani tetap berproduksi, dengan tentu saja dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik dan program stimulus ekonomi betul-betul bisa tetap menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita, artinya menjangkau petani kita.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar. Waktu saya kembalikan ke Pak Seskab.
Video Pengantar Presiden RI: