Rapat Terbatas melalui Video Conference mengenai Lanjutan Pembahasan Antisipasi Mudik, 2 April 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden,
Bapak-Ibu sekalian peserta Ratas.
Yang pertama, kita melanjutkan pembahasan mengenai mudik dan antisipasi mudik lebaran yang sebelumnya sudah kita bicarakan.
Yang pertama, saya ingin mengingatkan bahwa kita telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai rujukan bersama. Dan juga perlu saya tegaskan lagi, bahwa mulai dari Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Wali Kota, sampai ke Kepala Desa, apakah Lurah harus satu visi yang sama, satu strategi yang sama, satu cara yang sama dalam menyelesaikan persoalan yang kita hadapi sekarang ini.
Rujukannya sudah jelas, prosedurnya juga sudah jelas. Dan tinggal nanti Menteri Kesehatan segera mengatur lebih rinci dalam peraturan menteri apa kriteria daerah yang bisa diterapkan PSBB, langkah apa yang bisa dilakukan oleh daerah. Dan saya minta dalam waktu maksimal 2 hari peraturan menteri itu sudah selesai.
Kemudian mengenai arus mudik, saya minta disiapkan skenario-skenario yang komprehensif. Jangan sepotong-sepotong atau satu aspek saja atau sifatnya sektoral atau kepentingan daerah saja, tetapi dilihat secara utuh baik dari hulu, di tengah, dan di hilir.
Saya melihat, ini mungkin untuk mudik, ini dalam rangka menenangkan masyarakat mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk Hari Raya, ini mungkin bisa dibicarakan. Kemudian yang kedua, memberikan fasilitas arus mudik bagi masyarakat pada hari pengganti tersebut. Kemudian juga bisa di kemudian hari juga menggratiskan tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh daerah. Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan, kita bisa memberikan sedikit ketenangan kepada masyarakat.
Yang diintervensi di hulu, saya melihat bantuan perlindungan sosial (dan) stimulus ekonomi akan sangat membantu sekali dalam bertahan, terutama di Ibu Kota. Saya kira kemarin Gubernur DKI juga sudah menyampaikan, 3,6 juta perlu dimasukkan di dalam jaring pengaman sosial dan yang sudah diberikan oleh Provinsi DKI 1,1 juta, artinya tinggal 2,5 juta yang perlu segera kita siapkan untuk dieksekusi di lapangan.
Kemudian intervensi di tengah, saya kira pembatasan pergerakan orang, yang kedua juga skenario jaga jarak yang aman. Ini sesuai dengan protokol kesehatan, dengan kedisiplinan yang kuat, saya kira memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah yang positif COVID-19 ini. Dan kalau kita lihat dengan musim yang ada sekarang, saya kira cuaca juga sangat mempengaruhi berkembangnya COVID-19 ini.
Kemudian di hilir, pengawasan dan pengendalian di level daerah, utamanya di level kelurahan dan di level desa, sekarang ini saya lihat sudah mulai digerakkan oleh daerah dan mulai bergerak. Saya ingin mendorong agar ada partisipasi di tingkat komunitas, baik itu RW maupun RT, sehingga pemudik yang pulang dari Jabodetabek bisa diberlakukan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) sehingga harus menjalankan isolasi mandiri. Selain itu, kemarin juga sudah saya sampaikan, bahwa Dana Desa juga bisa digunakan untuk jaring pengaman sosial yang ada di desa.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.