Rapat Terbatas melalui Video Conference mengenai Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19, 13 April 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden,
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Sebelum mendengarkan laporan dari Ketua Tim Gugus Tugas, saya ingin menyampaikan beberapa hal.
Yang pertama, saya ingin tes PCR ini betul-betul bisa diperluas jangkauannya dan mengurangi tumpukan pemeriksaan sampel terutama di daerah episentrum. Saya mendapatkan laporan bahwa sekarang memang sudah diperbanyak untuk tempat lab-nya, yang dulu hanya 3 sekarang sudah meloncat menjadi 29 tempat dari 78 yang dipersiapkan.
Tes PCR sampai hari ini juga sudah menjangkau 26.500 tes. Ini juga lompatan yang baik, tetapi saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari 10.000. Oleh sebab itu, saya sangat menghargai pengadaan 18 buah alat tes PCR cepat yang dilakukan oleh Kementerian BUMN, yang minggu ini saya kira 1, 2, 3 alat itu sudah bisa diinstall. Sehari, satu alat bisa 500 PCR, berarti kalau 18 berarti per hari bisa mengetes 9.000 PCR per harinya. Ini sangat baik.
Kemudian yang kedua, yang berkaitan (dengan) data-data informasi. Saya minta data-data informasi itu betul-betul terintegrasi. Semua kementerian masuk ke Gugus Tugas sehingga informasi itu semuanya ada, baik mengenai jumlah PDP, jumlah ODP di setiap daerah, jumlah yang positif, jumlah yang meninggal, jumlah yang sembuh semuanya menjadi jelas dan terdata dengan baik. Harusnya ini setiap hari bisa di-update dan lebih terpadu. Sekali lagi, data terpadu ini menyangkut PDP, ODP, yang positif, kemudian yang sembuh, yang meninggal, jumlah untuk yang sudah di PCR berapa, ada semuanya dan terbuka sehingga semua orang bisa mengakses data ini dengan baik.
Yang ketiga, perlu saya ingatkan lagi untuk, mungkin ini Pak Menteri Dalam Negeri, agar menjaga Gubernur, Bupati, Wali Kota, diingatkan untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan pokok, membuat perkiraan-perkiraan ke depan, sehingga kita bisa memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pokok dan harga yang masih terjangkau. Dan juga ini peringatan dari FAO, agar betul-betul kita perhatikan, kita garisbawahi mengenai peringatan bahwa pandemi COVID-19 ini bisa berdampak pada kelangkaan pangan dunia atau krisis pangan dunia. Ini betul-betul harus kita pastikan. Mungkin panen yang ini baik, tetapi panen nanti yang pada penanaman yang ke bulan Agustus-September yang kedua nanti betul-betul dilihat secara detil sehingga tidak mengganggu produksi, rantai pasok, maupun distribusi dari bahan-bahan pangan yang ada.
Kemudian juga yang keempat, yang berkaitan dengan dampak sosial ekonomi. Saya minta Menteri Sosial, Menteri Keuangan juga minggu ini semuanya harus bisa jalan. Ini sudah sangat-sangat mendesak sekali, baik yang berkaitan dengan Kartu Prakerja, baik yang berkaitan dengan PKH, baik yang berkaitan dengan Bantuan Sosial Langsung, baik yang berkaitan dengan Kartu Sembako, baik yang berkaitan dengan pembagian sembako di Jabodetabek, semuanya harus jalan, minggu ini. Saya turun ke bawah kemarin, saya melihat bahwa kebutuhan itu sudah ditunggu oleh masyarakat. Jangan nanti di bawah melihat bahwa kita ini hanya omong saja tetapi barangnya tidak sampai ke rakyat, ke masyarakat.
Yang terakhir, tolong diingatkan bahwa gotong royong, partisipasi, saling membantu itu bisa ditumbuhkan dari bawah. Ini penting sekali. Saya sangat senang sekali kemarin melihat, misalnya di Cimahi, kerukunan antartetangga sangat baik. Jadi yang positif diisolasi tetapi tetangganya membantu. Hal-hal seperti ini, kegotongroyongan seperti ini yang harus kita terus kita gaungkan, sehingga benar-benar kalau ada isolasi mandiri, kalau ada pasien positif yang ada di sebuah kampung betul-betul bukan malah dikucilkan tetapi kanan-kirinya bisa tolong-menolong.
Kemudian, hal-hal teknis mungkin ini yang juga perlu terus disampaikan mengenai pemakaian masker. Kemudian jaga jarak, kepada daerah, juga isolasi parsial saya kira penting sekali terus disampaikan sehingga mereka tahu betul yang namanya jaga jarak itu apa, yang namanya isolasi parsial itu apa, dan ini akan bisa mencegah tersebarnya (Virus) Korona ini lebih meluas.
Kemudian mengenai manajemen penanganan pasien. Ini saya minta juga ke Menteri Kesehatan agar betul-betul diatur. Jangan semuanya masuk ke rumah sakit yang ada tetapi tentu saja yang ringan dan yang sedang akan lebih baik kalau dibawa ke Wisma Atlet. Ini semua rumah sakit harus tahu. Kemudian yang perlu penanganan intensif bisa dibawa ke rumah sakit yang ada dan kalau yang tidak perlu penanganan intensif bisa dirawat di rumah dengan isolasi mandiri.
Saya juga sangat menghargai, ini yang belum banyak diungkap bahwa kita memiliki rumah sakit tanpa dinding, telemedicine. Ini akan sangat bagus kalau ini bisa disampaikan. Ini saya kira bedanya kita dengan negara lain, tidak semua orang harus ke dokter atau ke rumah sakit atau puskesmas tetapi bisa lewat telemedicine sehingga mengurangi risiko pada tenaga medis. Saya mendapatkan laporan bahwa sekarang beberapa perusahaan aplikasi teknologi sudah masuk dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, dari yang sebelumnya hanya 4 juta sekarang sudah mencapai lebih dari 15 juta orang menggunakan aplikasi ini. Ini sangat bagus.
Kemudian tolong dicek hal-hal yang berkaitan dengan ventilator, dengan APD. Jangan sampai ada yang masih mengeluh kekurangan ini, agar suplainya betul-betul dilihat sehingga tidak ada keluhan di bawah.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar.
Terima kasih.