Rapat Terbatas (Melalui Video Conference) Mengenai Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19, 19 Maret 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Maret 2020
Kategori: Pengantar
Dibaca: 1.340 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, para Menko, para Menteri, dan Kepala Lembaga yang hadir.

Pagi hari ini, kita ingin mendengarkan laporan mengenai percepatan penanganan Virus Korona, COVID-19, yang dipimpin oleh Kepala BNPB. Tapi sebelumnya, saya ingin menekankan beberapa hal yang penting.

Yang pertama, prioritas kita adalah mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas lagi. Oleh sebab itu, penting untuk dilakukan yaitu mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Kita terus menggencarkan sosialisasi untuk menjaga jarak, social distancing. Dan mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19. Tiga hal ini penting, terus kita ulang-ulang. Sekali lagi, mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat yang lain, yang kedua menjaga jarak, yang ketiga mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19.

Karena itu, kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah betul-betul harus kita sampaikan terus, sehingga betul-betul bisa dijalankan secara efektif di lapangan. Tetapi juga kita harus tahu juga bahwa yang tidak bekerja di rumah tentu saja tetap bekerja di lapangan dan bekerja di kantor dengan tetap saling menjaga jarak.

Kebijakan belajar di rumah, kebijakan bekerja di rumah, kebijakan beribadah di rumah, jangan sampai kebijakan ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan. Saya lihat (hari) Sabtu-Minggu kemarin, di Pantai Carita, di Puncak, lebih ramai dari biasanya sehingga hal ini akan memunculkan sebuah keramaian yang berisiko memperluas penyebaran COVID-19. Saya juga minta diterapkan secara ketat menjaga jarak (social distancing) di area-area publik termasuk di dalam transportasi publik, seperti di bandara, di pelabuhan, di stasiun kereta api, di stasiun bus, untuk mencegah penularan COVID-19.

Selain itu, saya minta juga Gugus Tugas untuk mengajak lembaga-lembaga keagamaan, tokoh-tokoh agama, untuk bersama-sama mencegah potensi penyebaran COVID-19 di kegiatan-kegiatan keagamaan. Kita harus mengevaluasi penyelenggaraan acara keagamaan yang melibatkan banyak orang.

Kemudian yang kedua, segera lakukan rapid test (tes cepat) dengan cakupan yang lebih besar agar deteksi dini kemungkinan indikasi awal seorang terpapar COVID-19 bisa kita lakukan. Saya minta alat rapid test terus diperbanyak, juga memperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan rumah sakit, baik pemerintah, milik BUMN, Pemda, rumah sakit milik TNI dan Polri, dan swasta, dan lembaga-lembaga riset dan pendidikan tinggi yang mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan.

Yang ketiga, penyiapan protokol kesehatan yang alurnya jelas, sederhana, dan mudah dipahami. Ini penting sekali terkait dengan hasil rapid test ini, apakah dengan karantina mandiri (self-isolation) atau pun memerlukan layanan rumah sakit. Ya, (pada) protokol kesehatan ini dijelaskan.

Yang keempat, menyiapkan rencana kontingensi kesiapan layanan rumah sakit baik rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan, juga mobilisasi rumah sakit yang lain baik milik BUMN, TNI/Polri, rumah sakit swasta, dan juga rumah sakit darurat apabila diperlukan. Dan jika diperlukan juga bisa memanfaatkan Wisma Atlet di Kemayoran, ini kapasitasnya cukup besar, kalau enggak keliru 15.000 dan hotel BUMN yang juga bisa dipakai. Kemudian juga rencana kontingensi ini juga harus kita siapkan sampai ke daerah termasuk percepatan pembangunan rumah sakit di Pulau Galang, di Kepulauan Riau.

Yang kelima, saya ingin perlindungan maksimal kepada para dokter, tenaga medis, dan jajaran yang berada di rumah sakit yang melayani pasien yang terinfeksi COVID-19. Pastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) karena mereka berada di garis terdepan sehingga petugas kesehatan harus terlindung dan tidak terpapar oleh COVID-19. Termasuk juga saya minta Menteri Keuangan, ini juga, pemberian insentif bagi para dokter, perawat, dan jajaran rumah sakit yang bergerak dalam penanganan COVID-19 ini.

Yang keenam, saya minta kebutuhan alat-alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dipastikan tersedia. Kita, untuk ekspor masker dan alat-alat kesehatan yang diperlukan untuk ini, lebih baik disetop terlebih dahulu. Pastikan terlebih dahulu stok dalam negeri cukup. Kemudian juga ketersediaan bahan baku untuk produksi alat-alat kesehatan yang diperlukan dalam menghadapi situasi ini.

Yang terakhir, saya minta dipastikan ketersediaan dan stabilitas harga barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat. Saya kemarin sudah cek di Bulog, saya melihat stok kita lebih dari cukup. Kemudian saya kira (bulan) Maret ini banyak daerah juga mulai panen raya, April juga masih ada panen raya sehingga penyerapan oleh Bulog juga agar diatur dan saya juga minta Menko Perekonomian dan kementerian terkait segera menjalankan kebijakan insentif ekonomi, utamanya bagi pelaku usaha, lebih khusus lagi pelaku UMKM yang terkena dampak ekonomi penyebaran COVID-19. Walaupun ada kebijakan pengurangan interaksi, saya minta pelaku usaha, pelaku UMKM bisa memaksimalkan penggunaan pelayanan secara online.

Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan. Saya persilakan Ketua Satgas untuk menyampaikan.

Terima kasih.

Pengantar Terbaru