Rapat Terbatas melalui Video Conference mengenai Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19, 11 Mei 2020, di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu Menteri dan seluruh Kepala Lembaga.
Pagi hari ini saya ingin berbicara tiga hal, yaitu yang pertama mengenai pengujian spesimen, kemudian juga penanganan kepulangan pekerja migran Indonesia, dan juga yang ketiga mengenai percepatan produksi alkes dan obat COVID-19.
Yang pertama, yang berkaitan dengan perbaikan total pada kapasitas, kecepatan pengujian spesimen PCR. Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4.000-5.000 sampel per hari. Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10.000 spesimen per hari.
Dan data dari Gugus Tugas, sekarang ini sudah ada 104 lab yang masuk dalam jaringan lab COVID-19. Dan saya ingin dipastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal, meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan.
Saya lihat, terutama kesiapan SDM yang terlatih, ini perlu lebih diperhatikan lagi. Juga yang berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang, terutama untuk reagen PCR, RNA, dan VTM. Dan saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini.
Kemudian yang kedua, yang berkaitan dengan kepulangan pekerja migran Indonesia agar betul-betul berjalan dengan baik di lapangan. Saya juga menerima laporan bahwa pada bulan Mei dan Juni ada kurang lebih 34.000 pekerja migran Indonesia yang kontraknya akan berakhir. Dan mereka berasal dari: Jatim ini ada 8.900 kurang lebih, dari Jateng 7.400, dari Jabar 5.800, dari NTB 4.200, dari Sumut kurang lebih 2.800, dari Lampung 1.800, dan 500 orang dari Bali. Ini agar betul-betul diantisipasi, disiapkan, ditangani proses kedatangan mereka di pintu-pintu masuk yang telah kita tetapkan dan juga diikuti pergerakan sampai ke daerah.
Saya kira kita melihat untuk jalur udara, dua pintu masuk di Soekarno-Hatta dan di Bandara Ngurah Rai. Kemudian untuk ABK kapal pesiar juga di Benoa, Bali dan di Tanjung Priok. Dan juga pekerja migran yang dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai. Sekali lagi, ingin saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki. Dan juga dipastikan kesiapan tempat karantina, dipastikan rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran kita tersebut.
Kemudian yang ketiga, saya juga menerima laporan dari Kementerian Ristek /BRIN yang telah berhasil mengembangkan PCR test kit, kemudian non PCR diagnostic test, dan juga ventilator serta mobile BSL2. Dan saya minta ini agar inovasi-inovasi yang telah dilakukan ini mulai kita bisa produksi secara massal, sehingga kita tidak tergantung lagi pada produk-produk impor dari negara lain. Kita harapkan nanti paling tidak akhir Mei atau awal Juni ini sudah bisa kita produksi.
Juga saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di berbagai rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak.
Kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian whole genome sequencing. Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahap berikutnya untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan saya minta tadi seluruh hasil riset dan inovasi ini didukung penuh, proses-proses perizinannya dilakukan dipercepat, dan juga disambungkan dengan industri, baik itu BUMN maupun swasta.
Terima kasih.
Simak Video Pengantar Presiden RI: