Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pelaksanaan Mandatori Biodiesel, 12 Agustus 2019, di Kantor Presiden, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Agustus 2019
Kategori: Pengantar
Dibaca: 634 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sore ini akan kita evaluasi mengenai pelaksanaan mandatori biodiesel. Dan ini saya kira rapat yang ketiga yang berbicara masalah percepatan pelaksanaan mandatori untuk biodiesel. Kita pengin lebih cepat dan mulai dari B20 ini pengin mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan juga yang paling penting kita ingin mengurangi impor minyak kita.

Kalkulasinya adalah jika kita konsisten menerapkan B20 ini, kita bisa menghemat kurang lebih 5,5 miliar US Dollar per tahun. Ini angka yang gede banget. Dan yang tidak kalah pentingnya penerapan B20 juga akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar, yang kita harapkan menimbulkan multiplier effect terhadap tujuh belas petani, pekebun, dan pekerja yang ada di kelapa sawit.

Saya juga ingin agar B20 ini nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30 dan selanjutnya nanti di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50. Karena kita, tekanan terhadap kelapa sawit kita betul-betul saya kira perlu diantisipasi dari dalam negeri sehingga benar-benar kita memiliki sebuah bargaining position yang baik, baik terhadap Uni Eropa maupun negara-negara lain yang mencoba untuk membuat bargaining position kita lemah.

Dan juga saya melihat bahwa CPO ini, saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur, tolong ini ditekuni lagi lebih dalam. Sehingga kalau itu bisa, pertama mengurangi impor avtur kita sehingga defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan kita akan semakin baik. Dan juga perlu saya sampaikan di sini, saya akan cek langsung urusan yang berkaitan dengan penggunaan B20 ini, termasuk nanti kalau meloncat ke B30. Saya enggak tahu apakah saya akan gunakan BPKP atau bisa saja saya akan gunakan Pricewaterhouse dan lembaga yang lain untuk memastikan bahwa ini betul-betul berjalan. Dan kita harus sadar semuanya bahwa kita pada kondisi CPO kita tertekan oleh permintaan dunia sehingga semuanya harus komitmen yang sama, punya keinginan yang sama bahwa pasar domestik bisa mengatasi problem yang ada.

Saya juga minta laporan nanti dari Pertamina terkait dengan pemanfaatan CPO melalui co-processing untuk memproduksi green diesel, green gasoline di kilang-kilang minyak milik PT Pertamina. Saya kira kita tahu selain di Pertamina di pabrik-pabrik kelapa sawit juga perlu didorong untuk membangun stand-alone green fuel ini penting semua untuk melaksanakan ini dan kita harapkan juga mempercepat perkembangan industri green refinery kita.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar. Sekali lagi tolong digarisbawahi setelah B20 kita akan menginjak di Januari ke B30.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pengantar Terbaru