Rapat Terbatas mengenai Lanjutan Persiapan Pemindahan Ibu Kota, 15 Januari 2020, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden,
Bapak-Ibu sekalian para peserta rapat.
Kita akan melanjutkan pembahasan mengenai persiapan pemindahan ibu kota. Yang pertama, saya minta yang berkaitan dengan legislasi dan regulasi-regulasi yang mendukung ini disiapkan. Dan saya dengar Pak Menteri PPN/Kepala Bappenas ini sudah siap sehingga segera kita sampaikan, kita berikan kepada DPR agar bisa diselesaikan.
Yang kedua, yang berkaitan dengan kelembagaan. Juga agar bisa diselesaikan sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pemindahan ibu kota ini bisa dikerjakan oleh lembaga yang kita bentuk, yaitu Badan Otoritas Ibu Kota.
Yang ketiga, yang berkaitan dengan desain. Saya kira gagasan besar untuk desainnya sudah ada, tetapi juga desain ini adalah sebuah desain yang bisa diperbaiki dan bisa berubah. Sehingga saya harap nanti semuanya bisa memberikan masukan mengenai desain ini. Baik yang berkaitan dengan transportasi, karena di ibu kota baru nantinya transportasi umumnya, transportasi massalnya akan menggunakan autonomous vehicle dan juga kendaraan privatnya juga akan menggunakan autonomous car. Sehingga desainnya seperti apa tolong ini nantinya Pak Menteri Perhubungan dan Pak Menteri Riset (dan Teknologi) ini berbicara mengenai ini, mengenai kesiapan. Karena infrastruktur kalau kita memang betul-betul siap betul, infrastrukturnya juga diarahkan kepada penggunaan electric vehicle dan autonomous vehicle.
Kemudian yang berkaitan dengan lahan. Kita tahu yang disiapkan sekarang 256 ribu hektare dan plus untuk reserve ada 410 ribu hektare, totalnya. Yang akan kita gunakan adalah 56 (ribu) hektare, itu di inti, dan yang akan dimulai nantinya pada angka 5.000 hektare. Agar ini masalah lahan Pak Menteri ATR/Kepala BPN ini dengan Menteri LHK ini segera dirampungkan, difinalkan sehingga nanti di arsitek, desainer, urban planner-nya bisa masuk dan bisa menyelesaikan desain.
Kemudian yang keenam, yang berkaitan dengan skema anggaran. Yang pertama, infrastruktur dasar nanti akan dikerjakan oleh Kementerian PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Kemudian untuk klaster pemerintahan yang berkaitan dengan istana dan gedung-gedung kementerian, ini juga akan dikerjakan oleh pemerintah. Di luar itu baru kita berikan baik kepada proses PPP (Public Private Partnership) ataupun dikerjakan oleh investasi. Sehingga saya berharap ini betul- betul dihitung secara detail, pemerintah harus keluar berapa. Tetapi saya melihat, kalau saya melihat ini saya kira pemerintah enggak akan keluar lebih dari Rp100 triliun.
Kemudian yang ketujuh, yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Ibu kota ini adalah konsepnya konsep gagasannya adalah Rimba Nusa, Nagara Rimba Nusa. Artinya, kita memiliki kewajiban untuk justru memperbaiki dari lingkungan yang kurang baik menjadi baik, hutan yang rusak menjadi hutan yang kita rehabilitasi dan kita perbaiki. Hutan yang konservasi yang juga rusak juga kita perbaiki. Oleh sebab itu, saya juga sudah minta kepada Menteri LHK agar disiapkan kurang lebih 100 hektare untuk persiapan nursery, persiapan untuk persemaian, baik bibit-bibit yang berkaitan dengan mangrove dan tanaman-tanaman yang lain yang kita harapkan dalam 100 hektare itu mungkin bisa kita siapkan lebih dari 17 juta bibit tanaman di situ.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan. Mungkin yang belum melihat gambarnya ibu kota baru, silakan.