Rapat Terbatas mengenai Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas, 15 Juli 2019, di Kantor Presiden, Jakarta
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian seluruh Menteri, Gubernur yang hadir,
Rapat Terbatas pada sore hari ini akan dibahas mengenai pengembangan destinasi pariwisata prioritas. Saya kira tiga tahun yang lalu sudah kita sampaikan bahwa akan kita bangun sepuluh Bali baru, tetapi kita sekarang ini memang baru memberikan prioritas pada lima lokasi terlebih dahulu.
Dan dalam beberapa bulan ini saya telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah dan melihat secara langsung progres, melihat langsung pengembangan destinasi pariwisata yang tadi sudah saya sampaikan. Pertama, saya pergi ke Mandalika, kemudian pergi ke Toba, kemudian pergi ke Manado, dan terakhir di Labuan Bajo di NTT. Saya enggak pergi ke Borobudur karena juga pernah sudah bolak-balik kesana. Saya kira kita juga sudah tahu masalahnya.
Dari pengamatan yang saya dapatkan di lapangan terdapat beberapa masalah yang memang harus segera kita selesaikan. Yang pertama, memang masih ada problem pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih kita benahi. Terakhir kami kemarin masih ada masalah, misalnya di Sulawesi Utara, masih ada itu, dan juga di Labuan Bajo juga ada, dan kita harapkan nanti…, di Toba saya melihat juga masih ada. Dan yang kedua, yang berkaitan dengan akses konektivitas menuju ke kawasan destinasi wisata yang telah kita sampaikan tadi. Saya melihat infrastruktur masih banyak yang perlu dibenahi, baik berupa terminal airport, runway yang masih kurang panjang. Kemudian juga konektivitas jalan menuju ke tujuan wisata, lokasi wisata yang akan dituju. Dan juga yang berkaitan dengan dermaga, pelabuhan, saya melihat misalnya di Labuan Bajo, ini juga di Manado, ini semuanya perlu dibenahi secepat-cepatnya. Dan saya sudah menyampaikan pada Menteri, tahun depan ini harus diselesaikan, tahun ini digarap, tahun depan diselesaikan. Karena memang ada peluang besar bagi kita untuk menarik wisatawan dari mancanegara yang tentu saja kita harapkan dapat menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya.
Saya berikan contoh kemarin misalnya di Labuan Bajo yang berkaitan dengan pelabuhan, dermaga misalnya, campuran antara kargo barang dengan penumpang, dengan untuk pelabuhan rakyatnya, dengan pinisi, kemudian nanti kalau ada cruise larinya kemana, saya kira kalau ini ditata dengan baik dan saya sampaikan jangan nanggung-nanggung ini penanganannya sekaligus diintegrasikan dengan pembangunan yang sudah kita kerjakan sekarang sehingga insyaallah nanti tahun depan semuanya bisa kita selesaikan. Termasuk yang di Danau Toba juga akses-akses menuju tempat wisata itu betul-betul tertangani dengan baik.
Yang ketiga, fasilitas yang tersedia di lokasi wisata, betul-betul tolong dicek betul, ini saya minta pemerintah provinsi kemudian turun ke bawah di kabupaten dan kota juga diajak bersama-sama untuk membenahi. Urusan kecil-kecil saya kira bukan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota bisa melakukan ini. Yang berkaitan dengan, misalnya penataan pedagang kaki lima, penataan resto-resto kecil kita, kemudian penyediaan toilet. Dan saya harapkan standar untuk toilet ini minimal bintang empat sehingga betul-betul orang masuk ke wilayah wisata kita, ke destinasi wisata kita betul-betul diberikan sebuah pelayanan yang baik.
Dan juga yang keempat, yang berkaitan dengan sumber daya manusia, agar Pak Gubernur, Bupati, dan Wali Kota juga ikut gotong royong dengan kita menangani, baik yang berkaitan dengan urusan dagang, yang berkaitan dengan hotel, yang berkaitan dengan misalnya yang memiliki kapal kayak di Labuan Bajo dan di Manado. Semuanya diberikan training-training, diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mereka bisa betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik, dengan keramah-tamahan, dengan senyuman yang baik, dan juga pembenahan sarana dan prasarana yang ada. Dan ini akan memberikan dampak yang baik, baik perubahan di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan.
Dan yang kelima, yang berkaitan dengan produk-produk yang ada di situ, yang berkaitan dengan pasar, pasar seni kemudian budaya yang perlu ditampilkan. Saya kira banyak sekali yang masih perlu dikerjakan, misalnya tarian-tarian budaya, tarian-tarian tradisi yang ada, dari sisi materialnya bagus tetapi mohon ini mungkin di Bekraf bisa memberikan suntikan mengenai desain pakaian, mengenai kostum, dan lain-lain yang bisa diperbaiki dengan sebuah injeksi dari desainer yang baik. Saya kira Bekraf memiliki pengalaman untuk ini.
Dan yang keenam, terakhir baru promosi akan dilakukan secara besar-besaran, secara integrasi sehingga betul-betul kita mendapatkan manfaat dari mendapatkan multiplier effect yang besar dan memberikan efek pertumbuhan pada ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.
Itu pengantar yang bisa saya sampaikan.