Rapat Terbatas mengenai Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, 31 Oktober 2019, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 31 Oktober 2019
Kategori: Pengantar
Dibaca: 734 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, Pak Menko, seluruh Menteri, dan Wakil Menteri yang hadir.

Potensi ekonomi kita untuk bisa keluar dari middle income trap, dari jebakan negara yang berpendapatan menengah sangat besar.

Yang pertama, kita memiliki sumber daya alam yang sangat besar yang bisa kita pakai untuk memicu industrialisasi. Sebagai contoh, yang sekarang sedang dikerjakan misalnya nikel yang akan nantinya dijadikan pemicu untuk industri baterai yang akan digunakan dalam pembangunan industri mobil listrik.

Yang kedua, kita memiliki sebuah pasar besar, baik dari sisi jumlah penduduk maupun daya belinya karena masyarakat yang berpendapatan menengah sekarang ini naik sangat drastis sekali di negara kita Indonesia.

Kita juga, tadi sudah saya sampaikan, kemarin juga sudah saya sampaikan bahwa Indonesia sekarang ini berada pada ranking yang patut dilihat dari GDP nominal, yaitu kita di dunia pada ranking ke lima belas-enam belas. Dan kalau kalau dihitung dari GDP PPP (Purchasing Power Parity), itu kita berada pada ranking tujuh di dunia. Artinya, kekuatan ekonomi kita memang patut diperhitungkan karena daya beli masyarakat kita yang terus meningkat.

Tetapi kunci utama dari lompatan yang ingin kita raih adalah tetap ada di sumber daya manusia, pembangunan sumber daya manusia. Apalagi bonus demografi kita saat ini antara 2015-2035, ini adalah benar-benar harus menjadi fokus dan konsentrasi kita semuanya.

Ini adalah pekerjaan besar yang harus menjadi prioritas dan dikerjakan secara sinergis antara kementerian-kementerian yang ada, tidak sektoral, tidak terkotak-kotak. Karena kalau kita lihat sebetulnya anggaran di sini adalah anggaran yang berlimpah. Tetapi saya melihat belum fokus dan belum konsentrasi kepada titik yang ingin kita capai.

Sebagai contoh, di bidang kesehatan. Anggarannya berapa Pak Menteri? Seingat saya, total Rp132.000 miliar, biar kelihatan besar, Rp132.000 miliar, Rp132 triliun, gede banget. Tetapi biasanya di kementerian itu disebar ke semua. Ini tidak fokus. Ini tolong betul-betul dikonsentrasikan, fokus kepada urusan yang namanya ketercukupan asupan gizi, makanan tambahan, yang berkaitan dengan pola hidup sehat, yang berkaitan dengan pencegahan penyakit. Itu betul-betul menjadi sebuah area yang harus kita kerjakan.

Tapi ini juga bukan hanya tugas Menteri Kesehatan saja. Ini juga tugas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui kurikulum di pendidikan, juga di Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, juga di Menteri Sosial, dan kementerian-kementerian yang lain.

Demikian pula yang kedua, yang berkaitan dengan pemberantasan narkotika beserta rehabilitasinya. Ini penting karena apapun SDM kalau kita masih belum bisa menyelesaikan, merampungkan urusan ini akan sangat sulit. Karena nanti ini akan berkaitan dengan tindakan kriminalitas, berkaitan dengan kenakalan remaja.

Saya juga minta agar yang namanya pendidikan etika, budi pekerti, pendidikan kebencanaan, pendidikan politik terutama ideologi Pancasila harus terus dilakukan secara sinergis lintas kementerian. Oleh karena itu, tugas Menko PMK saat ini memang bukan tugas yang ringan tapi sangat berat dan sangat strategis.

Dan saya ingin memberikan tekanan pada pengembangan SDM yang siap untuk bekerja, siap untuk berwirausaha, siap berkarya. Sehingga ini harus dilakukan secara sinergis antara Kemendikbud dengan Kementerian Agama yang juga dikoordinasikan dengan kedinasan di kementerian-kementerian sektoral.

Saya juga minta agar kita semuanya mendukung reformasi besar-besaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga di Kementerian Agama. Saya yakin menterinya sudah paham, Menko-nya juga sudah berpengalaman di situ, jadi sudah enggak ada yang ingin saya jelaskan lagi. Hanya saya ingin titip, manfaatkan teknologi untuk percepatan kualitas pendidikan yang merata dan efisien.

Pak Mendikbud tolong dilihat betul, negara kita ini bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote itu ada 17.000 pulau, 514 kabupaten dan kota. Lihatlah yang ada di misalnya Halmahera, lihatlah yang ada di Rote, lihatlah yang ada di Wamena. Itu baru kita bisa membayangkan sistem apa, aplikasi apa yang harus kita bangun agar ada standarisasi, ada sebuah standar kualitas yang enggak usah sama, mirip-mirip dan memudahkan guru, memudahkan murid pelajar-pelajar kita dalam belajar.

Dan juga salah satu tantangan besar kita adalah untuk merespons pasar tenaga kerja yang berubah karena perkembangan teknologi. Ada shifting job, pergeseran pekerjaan, ini harus dilihat. Karena nanti pergeseran pekerjaan ini, shifting job ini tidak hanya membawa tantangan kehilangan pekerjaan/job lost tapi juga sekaligus peluang berupa job gain. Kalau kita bisa mempersiapkan justru peluang itu akan semakin banyak karena berkembangnya emerging jobs yang menuntut emerging knowledge dan emerging skill.

Dan untuk itu, review penyesuaian kurikulum besar-besaran harus kita lakukan. Karena dunia sudah berubah sangat cepat. Ilmu, pengetahuan, keterampilan sekarang ini mudah sekali usang. Sehari-dua hari saja kadang-kadang sudah usang karena memang perkembangannya sangat cepat. Oleh karena itu, harus di-update, harus di-upgrade, jangan terlambat. Dan kurikulum pun jangan kaku, harus fleksibel, sejalan dengan perubahan-perubahan dunia yang kita alami.

Selain kurikulum juga saya titip untuk diperbaiki yang berkaitan dengan kualitas guru dengan sebuah aplikasi sistem yang mempercepat. Sehingga peningkatan pemerataan kualitas pendidikan betul-betul dirasakan oleh murid-murid kita, anak-anak kita, pelajar-pelajar kita. Manfaatkan teknologi digital untuk memperluas, mempercepat, dan memudahkan akses pelayanan di bidang pendidikan maupun di bidang kesehatan. Agar semuanya dipermudah dengan teknologi digital.

Dan saya sudah enggak usah memberitahu Mendikbud maupun Menkes karena pengetahuan di bidang ini saya kira beliau berdua sudah mengerti. Lebih ngerti dari saya.

Kemudian yang berkaitan dengan BLK. Ini tolong betul-betul ditingkatkan relevansinya dengan dunia kerja. Peserta didik harus memiliki pengetahuan, memiliki keterampilan yang menunjang dia untuk siap bekerja dan berwirausaha. Oleh sebab itu, terus dilakukan rescaling dan upscaling untuk angkatan kerja kita agar memiliki competitiveness yang baik.

Karena kita nanti tahun depan memiliki yang namanya Kartu Pra Kerja. Ini tolong betul disiapkan mulai sekarang sehingga nanti Januari sudah betul-betul bisa on, bisa main betul Kartu Pra Kerja kita.

Juga yang berkaitan dengan  Dana Desa. Ini Dana Desa kita ini sangat besar sekali. Mungkin total sekarang sampai tahun ini sudah Rp257 triliun rupiah. Betul-betul tolong diawasi penggunaannya sehingga manfaat di desa, untuk rakyat desa betul-betul bisa dirasakan secara nyata.

Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa sampaikan.

Pengantar Terbaru