Rapat Terbatas mengenai Perbaikan Ekosistem Investasi, 11 September 2019, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, seluruh Menteri yang hadir, Bapak-Ibu sekalian.
Di dalam sebulan ke depan, mulai hari ini kita akan terus-menerus, mungkin setiap dua hari kita akan rapat untuk khusus menyelesaikan yang berkaitan dengan perbaikan ekosistem investasi, terus-menerus. Sehingga betul-betul kita dapatkan sebuah putusan-putusan yang konkret sehingga perbaikan ekosistem investasi itu betul-betul kita peroleh.
Ratas minggu yang lalu, saya telah meminta kepada seluruh Kementerian terutama yang berkaitan dengan ekonomi untuk mengiventarisasi semua regulasi yang menghambat, yang memperlambat investasi, khususnya Foreign Direct Investment (FDI). Selain itu, saya juga minta agar setiap Kementerian yang berhubungan dengan investasi, menginventarisasi perusahaan-perusahaan, kemarin sudah saya minta tetapi saya ulang lagi, menginventarisasi perusahaan-perusahaan mancanegara yang sudah berkomitmen untuk menanamkan investasinya di negara kita namun terlambat realisasi karena mengalami kendala di lapangan sehingga belum terealisasi. Yang gede-gede banyak, yang sedang-sedang lebih banyak, tolong inventarisir semuanya. Dan saya minta dicek satu per satu masalahnya ada di mana. Segera dilakukan debottlenecking dan sehingga kita harus buka juga sumbatan apa yang menyebabkan itu tidak terealisasi.
Saya juga ingin mengingatkan kepada kita bahwa kita perlu bekerja cepat. Dan masalah-masalah yang sering, seringkali ini kita buat sendiri, yang membelenggu kita sendiri. Saya tahu dalam lima tahun ini memang sudah ada peningkatan yang baik terhadap Ease of Doing Business, peringkat daya saing kita naik dan kita juga mulai penyederhanaan perizinan lewat OSS tapi dalam faktanya itu belum cukup, tidak cukup. Saya kira kita harus bisa lebih cepat lagi.
Karena negara-negara pesaing kita, kompetitor-kompetitor kita berlomba-lomba berbenah dengan tawaran yang lebih menarik untuk investasi. Sehingga yang saya ceritakan kemarin, yang 33 perusahaan, tidak ada satupun yang ke Indonesia, itu menjadi, saya kira ini menjadi sebuah catatan besar bagi kita. Dan sampai saat ini saya masih sering menerima keluhan para investor yang menghadapi kendala-kendala karena regulasi, karena perizinan untuk investasi di negara kita yang betul-betul prosedural, terlalu banyak aturan, terlalu banyak undang-undangnya, berbelit-belit. Bukan hanya sulit diprediksi tetapi juga terlalu banyak diskresi-diskresi yang dilakukan oleh kementerian, sehingga selalu berubah-ubah. Situasi yang mereka hadapi akan memberikan citra yang negatif, promosi yang tidak baik, promosi yang buruk karena dibandingkan dengan tawaran yang diberikan negara lain, mereka perizinan betul-betul jauh lebih cepat, jauh lebih sederhana, dan juga memberikan insentif-insentif yang lebih menarik.
Ini kita baru menyelesaikan di tingkat pusat. Kita belum nanti akan menghadapi lagi dan ini juga akan saya selesaikan di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten, dan di tingkat kota. Akhirnya saya minta perbaikan secara menyeluruh terhadap ekosistem investasi, mulai dari regulasi, kemudian perizinan, kemudian insentif perpajakan yang saya kira kemarin sudah memberikan sinyal yang positif, pertanahan, sampai di bidang ketenagakerjaan, dan juga bidang keamanan. Ini Pak Kapolri juga hadir.
Karena reformasi itu adalah kunci. Ini kuncinya ada di sini dalam kita menghadapi menurunnya pertumbuhan ekonomi global. Dan banyak yang mengatakan dunia dalam proses menuju pada sebuah resesi ekonomi, bisa kita hadapi. Saya yakin kita bisa menghadapi apabila kita bisa menyelesaikan yang tadi di depan saya sampaikan.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan. Saya persilakan mungkin Pak Seskab dulu.